Blackburn, Inggris (ANTARA News) - Menlu AS Condoleezza Rice bertemu dengan para pemimpin Muslim di Inggris baratlaut, Sabtu dalam satu kunjungan di mana para pemrotes marah pada arsitek perang Irak itu. Sekitar 300 pemrotes meneriakkan slogan-slogan seperti "Condoleezza Rice Pulang" dan "Tolak Perang" ketika Rice dan Menlu Inggris Jack Straw berbicara dengan para pemimpin Muslim di balai kota itu. Teriakan keras para pemrotes terdengar jelas pada jumpa pers setelah pertemuan itu. Rice melambaikan tangannya ke para pendukung dan pemrotes ketika tiba. "Mereka (pemrotes) memiliki kebebeasan berbicara mereka dan saya gembira mereka menggunakannya," kata Walikota Yusef Janvirmani, yang berjabat tangan dengan para pemrotes sebelum secara resmi menyambut Rice. Walikota itu, yang menentang perang di Irak, mengatakan Rice disambut baik di kotanya dan kunjungannya adalah baik bagi ekonomi daerah. Rice dalam jumpa wartawan itu ia merasa ia "disambut sangat hangat " di Blakcburn dan menyenangi kunjungannya. Straw, ketika ditanya apakah ia dipermalukan oleh para pemrotes, mengatakan ia mengharapkan wartawan juga akan memperhatikan "kekuatan perasaan yang postif dan kasih sayang" bagi tamu Ameriknya. Warga Muslim yang merupakan sekitar 20 persen penduduk bekas kota katun itu dan banyak yang marah pada undangan Straw kepada diplomat penting Amerika itu. Rice menurut rencana akan mengunjungi sebuah masjid di Blackburn sebelum para gubernur membatalkan undangan mereka karena khawatir kesempatan itu akan dibajak oleh para pengunjukrasa. Baik Straw maupun Rice mengatakan pertemuan dengan para pemimpin Muslim Blackburn berlangsung lancar dan dipusatkan pada kebijakan AS dan Inggirs pada Palestina, Irak, Israel dan Iran. "Kita mengharapkan bahwa pesan yang ia ambil dari masyarakat Muslim di Blackburn adalah kita ingin melihat danya perobahan di Palestina, di Irak, di Afghanistan<," kata Kam Kothia , seorang anggota masyarakat Muslin yang bertemu dengan Rice. Kemarahan sebagian besar warga Muslim ditujukan pada Rice menyangkut keterlibatannya dalam perang Irak. Rice adalah penasehat keamanan nasional AS pada saat invasi pimpinan AS di Irak Maret 2003. Para pemerotes juga mengecam pusat tahanan AS di pangklalan angkatan laut AS di Teluk Guantanamo , Kuba di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan para tersangka teroris asing ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi. Ketika ditanya tentang Teluk Guantanamo, Straw mengatakan ia mengarapkan penutupan Guantanamo sementara Rice dalam jumpa wartawan itu mengatakan AS tidak ingin membukanya lebih lama dari yang diperlukan. "Kami tidak ingin menjadi sipir penjara dunia," katanya dikutip Reuters.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006