Kuala Lumpur (ANTARA News) - Al-Jazeera, stasiun televisi berbahasa Arab yang menyajikan laporan perangnya dari sudut pandang yang berbeda, menjanjikan akan melaporkan dengan lebih "berani" lagi mengenai Asia dengan peluncuran saluran baru globalnya dalam bahasa Inggris. Al-Jazeera International akan memulai siarannya pada pertengahan 2006, yang dipancarkan dari markas besarnya di Doha, ibukota Qatar, dan pusat siaran regionalnya di London, Washington dan Kuala Lumpur. Studionya di Kuala Lumpur dewasa ini telah terwujud di lantai ke-60 Gedung Menara Kembar Petronas, yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia -- dan puluhan staf baru direkrut, termasuk 30 wartawan yang berkumnpul di ibukota Malaysia tersebut. Pemerintah Malaysia yang terkenal kurang akrab dengan media, namun direktur pelaksana saluran yang berbasis di Doha itu, Nigel Parsons, seorang warga Inggris yang sebelumnya bekerja dengan BBC, menegaskan "kami telah mendapat sambutan baik dengan tangan terbuka." "Di sini, seperti juga di Timur Tengah, Al-Jazeera dianggap sebagai alternatif yang disambut baik di kawasan yang dulunya memperoleh berita internasional dari saluran berita Barat dan saya kira kami disambut baik bak hembusan angin segar," katanya kepada AFP. Dalam upayanya merebut pangsa pasar dari berbagai stasiun televisi AS dan Inggris, seperti CNN dan BBC, Al-Jazeera International akan memposisikan dirinya sebagai stasiun televisi yang memiliki sudut pandang baru yang segar, dengan fokus pada dunia berkembang. Parsons mengemukakan Malaysia memenuhi persyaratannya, ada banyak pekerja berbahasa Inggris yang baik di sini dan biaya yang efektif. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006