Boyolali (ANTARA) - Polres Boyolali menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras masing-masing 5 kilogram sebanyak 300 paket untuk masyarakat kurang mampu yang terdampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), Jumat.

Kepala Polres Boyolali AKBP Asep Mauludin mengatakan kegiatan bansos tahap pertama menyasar 300 penerima di lima titik yakni di Pasar Sunggingan, Pasar Boyolali, Pasar Ampel, Simpang Siaga, dan Desa Banyudono.

Pada kegiatan bansos tersebut dengan sasaran tukang kuli panggul pasar, pedagang kaki lima (PKL), kusir delman, sopir angkot, kelompok buruh tani, tukang bajak sawah, dan pengemudi ojek.

"Kami kegiatan ini, dengan melibatkan anggota TNI, Polri, dan mahasiswa dari BEM USB, BEM Mardiutomo, dan BEM Ampel Boyolali," katanya.

Dia mengatakan masing-masing penerima mendapatkan 5 kg beras. Kegiatan bansos ini, tidak hanya berhenti di situ akan tetapi akan berlanjut ke daerah lain.

Baca juga: Polres Pekalongan Kota bagikan bansos warga terdampak penyesuaian BBM
Baca juga: Polres Malang salurkan sembako kurangi dampak penyesuaian harga BBM

Polres telah menyiapkan sebanyak 2.000 paket beras dengan berat masing-masing lima kg. Untuk anggarannya dari swadaya sumbangan sukarela personel Polres Boyolali. Hal ini, kepedulian Polri kepada masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM.

"Kami berharap kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat kemudian situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah hukum Boyolali dapat terjaga, aman, dan kondusif," katanya.

Sementara itu, Wariyem (45) salah satu buruh gendong di Pasar Sunggingan Boyolali mengatakan, bersyukur dapat bantuan sembako berupa beras dari pak polisi. Bantuan beras itu, dapat mengurangi biaya pengeluaran keluarganya.

Wariyem pendapatan dari ongkos buruh gendong di pasar menurun bisanya sehari bisa memperoleh Rp50.000 hingga Rp75.000. Penghasilan kini sepi dan rata-rata sekitar Rp40.000 per hari, tetapi tetap bersyukur mendapatkan rejeki.

Hal itu, begitu juga dirasakan oleh Suroso (53) , warga Boyolali yang bekerja sebagai tukang becak yang mengaku tidak terdampak langsung kenaikan harga BBM. Namun, hal itu, berdampak daya ekonomi penumpang melemah. Dia mengaku pendapatan sebelumnya rata-rata bisa mencapai Rp80.000 per hari, tetapi sekarang Rp50.000 per hari. 

Baca juga: Warga Kampung Nelayan Muara Angke terima 100 paket bansos dari polisi

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022