Denpasar, (ANTARA News) - Pantai Kuta, salah satu obyek wisata terfavorit bagi para wisatawan di Pulau Bali, mengalami kerusakan terparah dalam enam tahun terakhir akibat diterjang ombak yang sangat besar. "Kerusakan Pantai Kuta kali ini adalah terparah sejak enam tahun terakhir dan kerusakan pantai akibat abrasi sepanjang empat kilometer," kata Ketua Satgas Pantai Kuta I Gusti Ngurah Tresna, kepada ANTARA, di Kuta-Bali, Minggu (2/4). Menurutnya, kerusakan pantai akibat terjangan ombak laut sudah terjadi dua hari lalu dan ternyata kian parah hingga kini mengingat ombak disertai angin kencang terus meliputi pantai Kuta. "Kondisi pantai hari ini bertambah parah karena pantai kian hari makin tergurus oleh air laut. Bahkan kemarin air laut ombaknya mencapai jalan raya sehingga jalanan dipenuhi oleh pasir," katanya. Akibat kerusakan pantai, katanya, pohon-pohon kelapa yang sebelumnya berdiri tegak di sepanjang pantai, banyak yang tumbang sehingga pantai Kuta nyaris gundul. Ia mengatakan, kerusakan pantai bervariasi ada yang mencapai satu meter hingga tiga meter. "Namun yang paling parah kerusakanya adalah pantai di depan restoran Mc Donald," katanya. Pihaknya, katanya, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan telah melarang wisatawan untuk bermain air di laut atau berselancar di pantai Kuta mengingat ombak dan angin yang sangat membahayakan. "Kita sudah berkali-kali mengingatkan melalui pengeras suara bahwa dilarang untuk berendam di pinggir laut apalagi berselancar," katanya. Anjuran dan peringatan yang disampaikan, kata Tresna, sampai kini masih dipatuhi oleh wisatawan yang datang ke pantai Kuta terlihat dengan tidak adanya wisatawan yang bermain air atau berselancar. Meskipun demikian, tambahnya, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah menyiagakan tenaga balawisata (penjaga pantai) dan polisi air (Polair) untuk selalu siaga menolong para korban yang tertelan ombak. "Kejadian ini adalah murni akibat alam yang tidak bisa kita hindari kerusakannya," ungkapnya. Untuk merehabilitasi pantai Kuta, tambahnya, pihaknya telah menyiapkan dua alat berat untuk mengeruk kembali pasir yang tergerus ombak. Mengenai pelaksanaan rehabilitasi, dirinya belum bisa memastikan kapan akan dilakukan karena tergantung dengan cuaca dan ombak yang normal kembali. Ia memperkirakan, perlu waktu dua bulan hingga tiga bulan untuk memulihkan kembali pantai Kuta seperti sediakala. "Namun untuk penghijauan saya kira membutuhkan waktu yang lebih lama lagi," katanya. Akibat adanya ombak disertai angin kencang yang meruisak pantai Kuta, sejumlah wisatawan yang ingin berendam air laut atau berselancar tampak kecewa dan hanya bisa menyaksikan deburan ombak dari kejahuan saja.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006