Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) siap memenuhi kebutuhan infrastruktur industri telekomunikasi di Tanah Air melalui pembangunan menara dan jaringan fiber optik.

"SMN Group yang terdiri dari Protelindo, iForte dan STP siap untuk memenuhi dan mendukung kebutuhan infrastruktur industri telekomunikasi di Indonesia yang terus berkembang melalui pembangunan tower dan jaringan fiber optik untuk meningkatkan kualitas jaringan 4G nasional di Indonesia," kata Wakil Presiden Direktur TOWR Adam Gifari dalam Public Expose LIVE 2022 di Jakarta, Selasa.

Hingga semester pertama tahun ini, TOWR telah memiliki lebih dari 29.200 tower dengan lebih dari 54.700 tenant, lebih dari 109.000 km sambungan fiber optik yang menghasilkan penghasilan, dan lebih dari 13.300 aktivasi konektivitas.

Penghasilan usaha selama semester I 2022 mencapai Rp5,3 triliun, meningkat 33,9 persen dari Rp3,97 triliun pada tahun sebelumnya. EBITDA perseroan mencapai Rp4,57 triliun, meningkat 34,1 persen dari Rp3,4 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara laba bersih perseroan mencapai Rp1,69 triliun, meningkat 0,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Adam menyampaikan masing masing segmen bisnis menunjukkan pertumbuhan yang baik. Penghasilan dari segmen menara pada paruh pertama 2022 mencapai Rp4,28 triliun atau tumbuh 30,7 persen dari tahun sebelumnya.

Baca juga: TOWR optimistis capai target pendapatan Rp8 triliun hingga akhir tahun

Penghasilan dari segmen menara fiber mencapai Rp479,6 miliar atau tumbuh 83,5 persen, sedangkan penghasilan dari segmen konektivitas mencapai Rp555,3 miliar atau tumbuh 27,9 persen.

Pencapaian tersebut berasal dari pertumbuhan bisnis secara organik maupun in-organik. Pertumbuhan organik didukung oleh perkembangan industri telekomunikasi dimana para operator membutuhkan semakin banyak menara dan jaringan fiber optik untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Sementara itu, pertumbuhan in-organik berasal dari transaksi akuisisi menara pada awal tahun ini.

"Tren kebutuhan infrastruktur diperkirakan akan terus meningkat seperti yang terlihat dari tingginya pertumbuhan jaringan fiber optik dan bisnis connectivity di tahun ini yang seluruhnya berasal dari pertumbuhan organik," ujar Adam.

Adam menambahkan belanja modal selama semester I 2022 mencapai Rp1,57 triliun, sedangkan alokasi 2022 sekitar Rp4 triliun. Pencapaian pendapatan dan EBITDA 2022 diperkirakan sekitar target Rp10,5 triliun dan Rp9 triliun.

Baca juga: Analis yakin bisnis menara Mitratel tetap moncer meski BBM naik
Baca juga: Perusahaan telekomunikasi harus adaptif dengan industri digital

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022