Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa mengintegrasikan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan program Manajemen Kesehatan Menstruasi (MKM) di sekolah dapat mewujudkan sekolah yang sehat.

"STBM di sekolah dan madrasah yang responsif terhadap gender dan MKM sangat penting karena kebutuhan air dan sanitasi dasar merupakan hal yang utama dalam rangka mewujudkan sekolah yang sehat," ujar Direktur Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anas Maruf dalam sambutan peluncuran buku panduan STBM yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan mengaplikasikan STBM di sekolah penting untuk perubahan perilaku hidup bersih dan sehat mulai dari tingkat sekolah atau madrasah.

"Mengintegrasikan STBM dengan program MKM akan memastikan tercapainya akses terhadap sanitasi dan kebersihan untuk semua, dengan memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan perempuan dan anak perempuan," tuturnya.

Di samping itu, kata dia, mengintegrasikan STBM dengan program MKM tentunya juga akan berkontribusi terhadap kabupaten atau kota yang sehat.

"Sebagai salah satu sasaran utama selain untuk masyarakat di pemukiman adalah institusi pendidikan, karena industri pendidikan merupakan salah satu agent of change, di mana mereka yang saat ini duduk di bangku sekolah adalah mereka-mereka yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa dan negara kita," tuturnya.

Baca juga: Kota Madiun jadi percontohan program penuntasan STBM di Jawa Timur

Maka itu, lanjut dia, menerapkan praktik-praktik higienitas yang benar, sesuai dengan panduan, sesuai dengan pedoman STBM di institusi pendidikan menjadi penting.

"Hal ini bisa kita lakukan dalam rangka juga untuk mewujudkan peningkatan pelaksanaan praktik higien sanitasi terutama STBM di seluruh sasaran sesuai dengan siklus hidup manusia," katanya.

Ia menambahkan hal ini tentu juga dalam rangka mewujudkan pembangunan kesehatan, terutama dalam upaya memenuhi target RPJMN maupun target SDGs.

Oleh karena itu, Kemenkes, Kemendikbudristek, Kementerian Agama, serta Kementerian Dalam Negeri bersama Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan Buku Panduan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di sekolah atau madrasah.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti menyampaikan akses sanitasi di sekolah atau madrasah yang layak dapat berkontribusi dalam mengurangi angka masalah gagal tumbuh anak atau stunting.

"Hal ini juga sesuai dengan mandat SDGs ke-3, yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia termasuk anak-anak dan kaum muda," katanya.

Baca juga: Wamenkes: Peran pemimpin daerah penting sukseskan STBM
​​​​​​Baca juga: Kemendikbudristek komitmen ciptakan siswa sehat dan cerdas
Baca juga: Pemerintah merevitalisasi UKS melalui kampanye Sekolah Sehat
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2022