Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Teknik dari Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (MBHTE BARMM) Filipina melakukan kunjungan ke sejumlah pesantren di Indonesia untuk belajar bangun madrasah.

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis), Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu menyampaikan delegasi Filipina akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan Islam di Pondok Pesantren Al Hamid Jakarta Timur, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta, dan MAN Insan Cendekia (IC) Serpong Tangerang Selatan, Banten.

Di hadapan delegasi asal Filipina, ia menjelaskan bahwa madrasah di Indonesia pada dasarnya adalah sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah ada tambahan pelajaran agama.

"Bedanya satu, bahwa kami menambahkan pelajaran agama sebagai inti penyelenggaraan madrasah. Sehingga kami tidak mengubah, tapi menambah," katanya.

Saat ini, katanya, Kemenag melayani sebanyak lebih dari 77.000 lembaga madrasah, 700 lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta dan melayani 35.000-an Pondok Pesantren yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia.

"Ini ditangani secara struktural oleh Ditjen Pendis. Sehingga bisa dikatakan ini adalah Direktorat paling besar di Indonesia," kata Muhammad Ali Ramdhan.

Dirjen Madaris Filipina, Tahir G Nalg mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim yang terbesar di dunia.

"Selain itu, kami bisa menginterpretasikan kata 'moderasi' dengan Indonesia," ujarnya.

Ia mengungkapkan, saat ini lulusan madrasah yang ada di Bangsamoro, Filipina  masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.

"Kita ingin belajar (dari Indonesia), bagaimana lulusan pesantren dan madrasah dapat berkancah di dunia kerja layaknya lulusan sekolah umum," demikian Tahir G Nalg.

Baca juga: Presiden Filipina, pemimpin gerilyawan muslim bahas perdamaian
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022