Jakarta (ANTARA News) - Ijin tambahan impor gula untuk keperluan daerah luar Jawa yang merupakan alokasi pembagian sisa impor yang belum terealisasi, kemungkinan dibatalkan karena musim giling dipercepat. "Kemungkinan tidak jadi diberikan ijin impor tambahan karena musim giling dipercepat jadi April. Itu menunjukkan intensifikasi tebu kita berhasil, sampai rapat kemarin belum diputuskan. Mudah-mudahan saja tidak jadi," kata Direktur Impor Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan Tubogu Albert Yusuf di Jakarta Selasa. Akhir pekan lalu, Departemen Perdagangan mengumumkan penerbitan ijin impor gula tambahan untuk menjaga agar tidak terjadi gejolak harga pada April 2006 meski sebenarnya stok gula cukup. Ijin impor gula tambahan dikeluarkan karena realisasi impor gula hingga akhir Maret 2006 baru mencapai 70 persen dari seluruh alokasi impor yang sebesar 300 ribu ton. Alokasi ijin impor tambahan rencananya akan dihitung secara proporsional berdasarkan realisasi ijin impor gula yang didapatkan oleh empat IT (PTPN IX,X,XI dan PT RNI), Perum Bulog, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Empat IT mendapat ijin impor gula sebanyak total 190ribu ton yang hampir 100 persen terealisasi dan masuk sejak Desember 2005 hingga Februari 2006. Bulog telah memiliki kontrak sebanyak 45 ribu ton dan belum ada yang terealisasi. Dirut PT PPI, Heinrych Napitupulu mengatakan dari kuota 55 ribu ton sudah terealisasi 25ribu ton. Ia memperkirakan realisasi ijin impornya akan mencapai 35 ribu ton. Total ijin impor kemungkinan dapat menjadi lebih dari 300 ribu ton, jika dua pihak yang belum impor pada April ternyata terealiasasi.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006