Beijing (ANTARA) - China sejauh ini mendirikan 173 zona teknologi tinggi (hi-tech) nasional dan akan meningkatkan jumlahnya menjadi 220 pada akhir periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), demikian menurut Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China pada Rabu (14/9).

Dalam konferensi pers, Li Youping, seorang pejabat di kementerian mengatakan bahwa total nilai output zona teknologi tinggi nasional tumbuh dari 5,4 triliun yuan (1 yuan = Rp2.142) pada 2012 menjadi 15,3 triliun yuan pada 2021.

Pada 2021, zona teknologi tinggi nasional menghasilkan 13,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan 2,5 persen lahan negara tersebut digunakan untuk konstruksi, tambahnya.

Selama dekade terakhir, zona teknologi tinggi nasional membuat terobosan besar di berbagai bidang seperti informasi kuantum, kereta cepat, Sistem Satelit Navigasi BeiDou, pesawat besar yang diproduksi di dalam negeri, dan komunikasi berbasis 5G, menurut konferensi pers itu.

Zona-zona tersebut juga berpartisipasi dalam serangkaian misi ilmiah dan teknologi nasional utama, yang meliputi pengembangan kapal selam berawak laut dalam Jiaolong, peluncuran pesawat antariksa Shenzhou-14, serta penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19.

Pada akhir periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) nanti, China menargetkan akan memiliki sekitar 220 zona teknologi tinggi nasional, yang mencakup sebagian besar kota setingkat prefektur di bagian timur negara itu dan kota-kota setingkat prefektur besar di bagian tengah dan barat, demikian Xinhua.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022