Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan kalangan swasta Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat menghidupkan kembali forum dialog untuk membahas berbagai peluang dan kendala perdagangan dan investasi kedua Negara. "Kita sepakat akan hidupkan kembali US-Indonesia Trade and Invesment Forum (USITIF) yang akan diadakan sebulan sekali. Pesertanya dari pejabat pemerintah maupun swasta masing-masing negara," kata Menteri Perdagangan (Menperdag) Mari Elka Pangestu seusai acara "US and Indonesiaan Government and Private Round Table," di Washington DC, Senin malam. Siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, menyebutkan Mendag sejak 3 April 2006 berada di Washington dalam kunjungan selama dua hari. Di Washington DC, ia melakukan serangkaian pertemuan bilateral antara lain dengan Menteri Perdagangan AS Carlos Gutierrez, beberapa pejabat tinggi Deplu AS yaitu Wakil Menlu, Ms. Josette Shiner, dan Wakil Menlu Robert Zoellick. Selain pertemuan bilateral, Menteri Perdagangan juga melakukan pertemuan dengan US-ASEAN Businees Council; World Bank dan Institute for International Economics. Dengan Robert Zoelick, Mari membahas berbagai isu penting dalam hubungan ekonomi RI-AS yaitu hubungan strategis RI-AS di bidang ekonomi, keunggulan komparatif Indonesia dan peranan Indonesia dalam perekonomian kawasan Asia Timur. Kedua pihak membahas berbagai hal menyangkut keunggulan komparatif Indonesia serta hal-hal yang menjadi kendala bagi para pengusaha AS di Indonesia. Keunggulan Indonesia antara lain di sektor padat karya misalnya industri tekstil dan alas kaki, dan di sektor berbasis sumber alam seperti pertanian dan perkebunan. Dibahas pula upaya-upaya pemerintah Indonesia untuk memperbaiki iklim investasi, termasuk penyusunan paket kebijakan investasi dan proses revisi UU Tenaga Kerja. Atas nama pemerintah AS, Zoelick menyampaikan penilaian positif terhadap berbagai upaya tim perekonomian RI untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing perekonomian RI. Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat lebih menarik dunia usaha AS berinvestasi di Indonesia dan meningkatkan arus perdagangan bilateral kedua negara. Zoelick dalam pertemuan itu menekankan peran penting Indonesia di kawasan Asia yang diharapkan dapat melengkapi kebangkitan ekonomi yang terjadi di China dan India. Kepemimpinan Indonesia juga sangat menentukan bagi kawasan Asia Tenggara, khususnya ASEAN. Kedua pihak juga sepakat bahwa penyaluran bantuan pembangunan AS perlu dilaksanakan secara lebih komprehensif dan efektif. Sementara itu dalam pembicaraan Menteri Perdagangan dengan Secretary of Commerce, Carlos M. Guitierrez, dibahas masalah masalah perkembangan ASEAN dan manfaatnya bagi pengusaha Amerika Serikat, perubahan-perubahan kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia antara lain bidang investasi dan ketenaga-kerjaan, perkembangan infrastruktur bidang distribusi perkembangan Economic Zones serta perkembangan FTA AS dengan beberapa Negara mitra dagangnya. Mr. Guitierrez menilai Indonesia merupakan negara yang memiliki stabilitas politik paling baik di Asia dewasa ini. Dengan berbagai perubahan-perubahan yang telah dilakukan, Indonesia telah berhasil menciptakan image positif ke kalangan dunia usaha. Mr. Guitierrez menambahkan bahwa dirinya mendapatkan banyak informasi tentang kebijakan-kebijakan Indonesia yang bermanfaat untuk disosialisasikan kepada para pengusaha AS guna mendorong pelaku investasi AS datang ke Indonesia. Dari segi investasi, Indonesia meminta bantuan Departemen Perdagangan AS untuk mendorong perusahaan besar AS menanamkan investasinya di Indonesia karena sudah ada trend relokasi industri kembali ke Indonesia, antara lain industri persepatuan, tekstil dan pakaian jadi.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006