Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mencatatkan capaian kontribusi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap ekspor nonmigas baru sekitar 15,7 persen, di bawah kontribusi UMKM China, India, dan Vietnam.

Karena itu, Kemenkop menggelar Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) UKM Berbasis Kemitraan dengan agregator dan UKM ekspor di Tangerang, Banten, untuk menciptakan ekosistem UKM Go Ekspor.

“Upaya ini dilakukan dalam rangka mendukung pencapaian target kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas sebesar 17 persen pada 2024,” kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Usaha Kecil dan Menengah Deputi Bidang UKM Kemenkop Dwi Andriani Sulistyowati sebagaimana dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, pelaku UKM Go Ekspor membutuhkan pengetahuan tentang tren pasar produk ekspor, market intelligence, dan pengembangan produk ekspor.

Baca juga: Kemenkop: Jumlah wirausaha di Indonesia belum capai angka ideal

Pelaku UKM dinilai masih memiliki kelemahan, salah satunya tidak melihat tren saat memproduksi sebuah barang. Atas dasar tersebut, perlu didatangkan pakar di bidang desain produk, agregator, dan buying representatif.

Dalam kegiatan tersebut, para pakar melakukan transfer knowledge dengan memberikan ulasan dan masukan secara langsung terhadap setiap produk yang dihasilkan dan dipresentasikan oleh masing-masing UKM.

Dengan begitu, pengembangan SDM UKM Berbasis Kemitraan antara agregator dengan UKM ekspor tak hanya memberikan teori penunjang, tetapi juga diberi praktik langsung.

”Memang ada tahapannya, teori sekitar 30-40 persen. Kemudian kami ajak ke workshop langsung praktik, UKM mengamati, meniru, dan memodifikasi yang disebut ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), ditambah adanya success story dari para agregator yang juga sebagai pelaku UKM, untuk menyemangati mereka,” katanya.

Baca juga: Kemenkop: KUMKM hanya punya dua pilihan, beradaptasi atau mati

Nantinya, dia mengharapkan para pelaku UKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok agregator dan usaha besar berskala ekspor.

“Kegiatan ini merupakan wadah para pelaku UKM untuk berinteraksi dan saling mengenalkan usaha (company profile) masing-masing. Dengan membangun jaringan (networking), akan menjalin kolaborasi dan sinergi antar sesama pelaku UKM untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk kreatif baru dengan kualitas ekspor,” ungkap dia.

Pemilik PT Homeware Internasional Indonesia Edmond Setiadarma mengaku sangat perhatian terhadap permasalahan UKM. Melalui perusahaannya, ia berkomitmen membantu para pelaku UMKM dalam melakukan ekspor.

“Tidak semua UMKM memiliki akses pasar ekspor dan kapasitas produksi yang besar, sehingga kami bantu mengumpulkan produk mereka supaya dapat memenuhi permintaan pembeli. Umumnya, pesanan dari luar negeri memiliki spesifikasi permintaan yang tinggi, kami lakukan standardisasi produk,” ujar Edmond.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2022