Jakarta (ANTARA News) - Ledakan di dalam garasi kantor Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara, Rabu, terjadi karena ada kesalahan anggota polisi saat latihan mengurai dan merakit bahan peledak, kata Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Bachrul Alam. "Ledakan itu terjadi karena kesalahan teknis, ketika anggota Densus 88 Polda Sumut sedang merakit dan mengurai bahan peledak," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta. Menurut dia, bahan peledak yang terdiri dari belerang, gula dan potassium chlorate itu tengah dirakit dan diurai untuk pelatihan bagi anggota Detasemen 88. "Saat sedang merakit dan mengurai bahan peledak, terjadi ledakan sehingga jatuh korban jiwa dan luka-luka," katanya. Akibat ledakan itu, empat anggota Densus 88 Polda Sumut tewas. Dua orang tewas di lokasi, dan dua orang lainnya meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Dua anggota polisi yang tewas di lokasi adalah Bripda Sahrial dan Bripda Sahnal, sedangkan yang meninggal di rumah sakit adalah Bripka Ucok Sugiharto dan Bripka Rendus Malau. Ledakan juga mengakibatkan tujuh anggota Densus 88 luka-luka, yakni Iptu Sutoyo, Ipda Daud, Bripda Kustomo, Bripda Aswin Sitopu, Bripda Roy Hendri, Bripda Sumardi, Bripda Daniel Palangi. Mereka terkena serpihan bahan peledak di wajah, badan dan anggota badan lainnya. "Polri masih melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara yang dilakukan tim Gegana dan Labfor Polri cabang Medan," demikian Anton. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006