Bangkok (ANTARA News) - Pemangku Jabatan Perdana Menteri (PM)Thailand, Thaksin Shinawatra, pada Rabu memimpin sidang terahir kabinetnya sekaligus menyatakan wakilnya akan memangku jabatannya sampai PM baru terpilih. "Perdana Menteri Thaksin tidak akan kembali ke Gedung Pemerintah, karena ia ingin berobat dan tidak mau menciptakan perasaan tidak enak di antara para pihak," kata Juru Bicara Pemerintah Thailand, Surapong Suebwonglee. Thaksin menyatakan kemungkinan pulang ke kampung halamannya, Chiang Mai, untuk liburan singkat, sehari sesudah menegangkan negerinya dengan mengumumkan pengunduran dirinya guna menjaga martabat Raja Bhumibol A. Selama ketidak-hadirannya, Wakil PM Chidchai Vanansathidya akan ditunjuk menjabat pemangku jabatan PM, kata Surapong. Thaksin menyatakan belum memilih penggantinya dari beberapa calon. "Banyak calon, tapi belum diputuskan," katanya. Sebagian besar dari ke-33 anggota kabinet Thaksin hadir dalam sidang itu, yang disebutnya sebagai sidang kabinet yang terakhir. Thaksin pada Selasa (4/4) malam mengumumkan akan mundur sebagai rasa hormat pada raja negeri itu, yang memperingati 60 tahun tahtanya pada tahun ini. Langkah itu diambil di tengah tekanan kuat untuk pengunduran dirinya atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan terjadi sesudah pemilihan umum cacat, yang menyatakannya menang, tapi ditentang suara protes dalam jumlah besar, serta setelah beberapa pekan unjuk rasa besar-besaran meminta Thaksin berhenti. Satu anggota kabinet Thaksin menyatakan, sebagian besar lingkaran dalam PM itu terkejut dengan langkah mendadak tersebut. "Kemarin, dalam sidang kabinet, masih mengatakan tidak akan menyerah, sehingga tadi malam kejutanlah yang melanda menterinya," kata pejabat itu. Thaksin menyatakan, akan terus menjadi pemangku jabatan sampai penggantinya terpilih, tapi ia tidak akan bekerja di kantornya di Gedung Pemerintah atau memimpin sidang kabinet lagi. Sebagai penggantinya, ia akan membuat kantor di markas besar partainya. Thaksin hari Rabu menerima sambutan luar biasa dari ribuan pendukungnya, yang bersorak dan menangis sesudah pengumumannya untuk mundur. Dengan kerumunan itu berteriak "Thaksin, berjuang, berjuang!" dan "Kami cinta Thaksin", dan ia pun menegaskan akan terus bekerja untuk Thailand sebagai pemimpin partai Thai Rak Thai (Thai Cinta Thai), yang saat ini berkuasa. "Saya akan meneruskan pekerjaan sebagai pemimpin partai bagi negeri ini dan ekonomi," kata Thaksin saat tiba di kantor pusat partai itu di Bangkok. Kendati terjadi unjuk rasa dua bulan dengan peserta ribuan orang, Thaksin tetap menikmati dukungan kuat, terutama untuk mempertahankan kekuatan ekonomi Thailand dan meningkatkan kebijakan kerakyatan. Pendukungnya, banyak dengan menangis, memeluk Thaksin dan menyiraminya dengan mawar merah, sementara yang lain memampangkan spanduk bertuliskan "Thaksin: Pahlawan Demokrasi". "Saya ingin mengatakan kepada Anda bahwa setiap titik airmata kita meningkatkan semangat kita. Saya tidak mau ada pertumpahan darah. Darah tidak boleh menetes di ranah Thai," kata Thaksin dengan diapit satu-satunya puteranya, Panthongtae Shinawatra (27 tahun). Saat meninggalkan Gedung Pemerintah pada Rabu pagi menuju kantor pusat partainya, Thaksin memegang gambar keluarganya, yang dipajang di kantornya lima tahun terahir. Ia pada Selasa malam menyatakan tidak akan menerima jabatan perdana menteri dalam sidang parlemen sesudah pemilihan umum tersebut, yang diboikot partai utama penentang. Thaksin mundur sesudah penentang menyita perhatian lantaran penjualan bebas pajak atas saham senilai 73,3 miliar baht (sekitar Rp19 triliun) di Shin Corp. kepada perusahaan Singapura. Shin Corp. adalah perusahaan telekomunikasi yang didirikannya selepas dinas di kepolisian dan sebelum terjun ke dunia politik. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006