Banda Aceh (ANTARA) - Pj Bupati Aceh Jaya Nurdin berharap kabupaten itu memiliki Kawasan Berikat atau Tempat Penimbunan Berikat untuk barang impor atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan sebelum diekspor atau diimpor melalui Pelabuhan Aceh Jaya.

“Kehadiran kawasan berikat ini merupakan salah satu upaya percepatan laju perekonomian di Kabupaten Aceh Jaya khususnya melalui Pelabuhan Calang,” katanya di Banda Aceh, Kamis.

Pihaknya telah mengelar rapat koordinasi dengan Bea dan Cukai Meulaboh salah satunya adalah membahas masalah tersebut.

“Tidak mungkin ekonomi suatu daerah akan bergerak cepat apabila jalur akses ekonomi tidak di persiapkan dengan baik. Kita perlu mempersiapkan area-area khusus untuk mendorong lalu lintas orang dan barang bisa bergerak dengan cepat,” katanya.

Nurdin mengatakan Aceh Jaya telah memiliki pelabuhan Calang sebagai penunjang, namun harus dimanfaatkan semaksimal mungkin supaya menjadi pintu keluar masuk ekspor dan impor ke depannya.

"Kita harus mengubah cara pandang dalam membangun, hal yang akan kita lakukan melalui pendekatan dunia usaha. Kita harus lebih banyak memfasilitasi agar dunia usaha berjalan dengan baik," katanya.

Kepala Kantor Bea dan Cukai Meulaboh Muhammad Alim Fanani mengatakan potensi Pelabuhan Calang sangat besar dalam pengembangan perekonomian.

“Kami melihat potensi pelabuhan Calang sangat besar, di mana saat ini di pelabuhan Calang baru diekspor yang bentuk curah. Ke depan kalau ada pengembangan tidak tertutup kemungkinan kita ekspor komoditas lainnya,” katanya.

Baca juga: Menteri LHK: Manfaatkan akses kelola hutan tingkatkan ekonomi

Baca juga: Dinstan Aceh Jaya kembangkan 7.614 hektare jagung pada 2022


 

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022