"Saat ini angka stunting tertinggi terdapat di Bangka Barat dan Belitung Timur dan dua kabupaten itulah yang penambangan timah ilegal paling banyak," kata Ridwan Djamaluddin saat pencanangan Bakti TNI Manunggal dan Gerakan PKK Bangga Kencana Kesehatan Terpadu Babel di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan saat ini belum ada riset ilmiah terkait kasus stunting dengan penambangan ilegal ini, namun kondisi menjadi indikasi yang harus diperhatikan serta diabaikan dalam menangani masalah stunting di Kepulauan Babel merupakan provinsi penghasil bijih timah terbesar di Indonesia.
"Kasus stunting ini tidak hanya karena dampak logam berat, pencemaran dari tambang tetapi juga perhatian orang tua kepada balitanya juga berkurang atau terabaikan, karena mereka sibuk menambang bijih timah," ujarnya.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin minta Babel optimalkan Rp67 miliar atasi kekerdilan
Baca juga: Pemkab Bangka Tengah tekan kasus stunting secara konvergensi
Ia menyatakan pada Hari Keluarga Nasional (HKN) pada Juni 2022 di Medan Provinsi Sumatera Utara lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengingatkan seluruh kepala daerah mengatasi stunting ini.
Pada HKN tersebut, Gubernur Sumatera Utara menyampaikan stunting di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara mencapai 47 persen dan tertinggi di Indonesia. Penambangaan emas ilegal di Mandailing Natal mencapai puluhan ribu dan masif sekali.
"Saya menduga kasus stunting ini ada hubungannya dengan kegiatan penambangan ilegal ini," katanya.
Menurut dia kondisi di Mandailing Natal ini mirip dengan kondisi di Provinsi Kepulauan Babel terutama di Bangka Barat dan Belitung Timur yang angka stuntingnya tinggi.
"Saya sangat berharap banyak, agar masalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, agar kasus stunting tidak lagi meningkat," katanya.
Baca juga: Penangangan "stunting" berhasil, Presiden akan kunjungi Belitung Timur
Baca juga: TPPKK - Pemprov Babel fokus atasi stunting
Pewarta: Aprionis
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022
