Samarinda (ANTARA News) - Seorang motoris perahu ketiting (perahu bermesin kecil) dilaporkan tewas setelah perahunya bertabrakan dengan perahu lain di Sungai Mahakam (920 km), sungai terpanjang di Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis malam. Wartawan ANTARA di Samarinda Jumat pagi melaporkan, kasus ini sempat luput dari perhatian KPPP (Kepolisian Pelaksana Pengamanan Pelabuhan) Samarinda karena kejadian baru dilaporkan setelah jasad korban dibawa ke rumah oleh keluarganya. Polisi masih menyelidiki penyebab tabrakan perahu tersebut dengan meminta keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti. Motoris perahu yang selamat, Dedet sudah diamankan di KPPP untuk diperiksa. Peristiwa tabrakan tersebut berlangsung ---seperti dituturkan dua orang saksi yang dimintai keterangan di KPPP masing-masing Ahmad Munadi (40) dan Arbani (40), keduanya warga jalan HM. Arsyad RT. 24, No. 24, Sungai Kapih Samarinda Ilir--- bermula ketika perahu yang dijalankan Hefni Efendi (30) korban yang tinggal di jalan HM Arsyad RT 24, sungai Kapih bertabrakan dengan perahu yang dikemudikan Dedet warga Sungai Balik Buaya, Bukuan Palaran. Saat itu, korban yang berprofesi sebagai nelayan, hendak "melaut" (mencari ikan) sedangkan Dedet yang ditetapkan sebagai tersangka pulang dari laut. Menurut keterangan kedua saksi, kedua ces itu bertabrakan karena situasi gelap. Sedangkan saksi mengaku tabrakan tersebut tidak dilihat tapi mendengar bunyi benturan. Arbani mengaku berupaya menolong Hefni dengan menaikkannya ke perahu. Hefni yang saat itu tidak sadarkan diri, langsung dievakuasi ke pinggir sungai dan korban baru sadar setelah berada di tepi sungai. Arbani kemudian membawa korban ke rumahnya, namun sesampai di rumah, Hefni mengaku menderita sesak dan dadanya terasa sakit. Oleh keluarganya, korban langsung dibawa ke RSU AW. Sjahranie sekitar pukul 23. 00 wita. Namun, beberapa saat kemudian, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir akibat luka benturan di dadanya. Sebelumnya, belasan jemaah usai mengadakan misa natal tewas pada Desember 2005 saat berahu yang mereka tumpangi terbalik di Sungai Mahakam. Bulan lalu, juga terjadi tabrakan perahu menyebabkan bayi pemilik perahu terpental dan lenyap di telan Sungai Mahakam. Beberapa kasus itu membuktikan bahwa tingkat keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam masih sangat rendah.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006