Jakarta (ANTARA) - Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) yang diusulkan China sangat penting dalam mendukung negara-negara kurang berkembang untuk pulih dari pandemi COVID-19 dan untuk mengurangi kemiskinan, demikian disampaikan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn.

Dalam sebuah wawancara tertulis dengan media China belum lama ini, Sokhonn mengatakan bahwa GDI telah disambut hangat oleh komunitas internasional, terutama negara-negara berkembang.

"Ini karena GDI bertujuan membantu negara-negara kurang berkembang, terutama mereka yang tengah berjuang untuk pulih dari pandemi COVID-19, mengurangi kemiskinan dan (risiko) ketahanan pangan melalui kerja sama internasional, serta mempromosikan pembangunan hijau dan finansial," katanya.

"Jelas, GDI merupakan barang publik lainnya yang diberikan China kepada seluruh dunia," imbuhnya.
 
 Ekonom senior Ky Sereyvath, yang juga menjabat sebagai direktur jenderal Institut Studi China di Royal Academy of Cambodia, pada Jumat (15/7) mengatakan bahwa GDI telah menetapkan cetak biru bagi pembangunan negara-negara dan kerja sama pembangunan internasional, serta menunjukkan langkah maju bagi pembangunan global dan kerja sama pembangunan internasional.


Sokhonn mengatakan bahwa GDI akan berkontribusi untuk memperkuat kerja sama pembangunan internasional dan mempercepat implementasi Agenda 2030 PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan.   

Oleh karena itu, diplomat tinggi itu mengatakan bahwa Kamboja sangat mendukung GDI.

"Saya sangat yakin bahwa partisipasi Kamboja dalam inisiatif ini akan semakin memperkuat kerangka kerja sama yang ada, terutama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) serta pembangunan Komunitas Kamboja-China dengan Masa Depan Bersama," ungkapnya.
 
  "Inisiatif tersebut berfokus pada pembangunan sebagai kunci utama untuk mengatasi semua masalah, dan berusaha memecahkan isu-isu pembangunan yang rumit serta menciptakan lebih banyak peluang untuk pembangunan, tanpa meninggalkan negara dan individu," ujarnya kepada Xinhua.


Ekonom senior Ky Sereyvath, yang juga menjabat sebagai direktur jenderal Institut Studi China di Royal Academy of Cambodia, mengatakan bahwa GDI telah menetapkan cetak biru bagi pembangunan negara-negara dan kerja sama pembangunan internasional, serta menunjukkan langkah maju bagi pembangunan global dan kerja sama pembangunan internasional. 

"GDI menganut konsep inti yang berpusat pada manusia," ujarnya kepada Xinhua. "Hal itu akan membantu mempromosikan kemakmuran global, membawa pembangunan global menuju tahap baru pertumbuhan yang seimbang, terkoordinasi, dan inklusif."

Seorang profesor senior di BELTEI International University di Phnom Penh Joseph Matthews mengatakan bahwa GDI akan mendorong sebuah komunitas pembangunan global dengan masa depan bersama dan itu merupakan aspirasi semua bangsa untuk kehidupan yang lebih baik.
 
   "Inisiatif tersebut berfokus pada pembangunan sebagai kunci utama untuk mengatasi semua masalah, dan berusaha memecahkan isu-isu pembangunan yang rumit serta menciptakan lebih banyak peluang untuk pembangunan, tanpa meninggalkan negara dan individu," ujarnya kepada Xinhua


Dirinya menambahkan bahwa GDI merespons dinamika dan kebutuhan mendesak pembangunan global, mengingat hal itu mengidentifikasi bidang-bidang prioritas seperti pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, COVID-19 dan vaksin, pembiayaan untuk pembangunan, perubahan iklim dan pembangunan hijau, industrialisasi, ekonomi digital, serta konektivitas.

"GDI mendukung semangat kemitraan yang terbuka dan inklusif, dan saya yakin bahwa hal ini akan menyuntikkan dorongan baru ke dalam implementasi Agenda 2030 PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan," ujar Matthews. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022