Beijing (ANTARA/AFP) - Presiden China Hu Jintao menyerukan hubungan baik dengan Amerika Serikat dalam perbincangan telepon pertamanya dengan Presiden Barack Obama, dan mengimbau kedua pihak menentang proteksi perdagangan, kata Beijing Sabtu.Percakapan telepon Jum'at, atau 11 hari masa kepresidenan Obama, dilakukan setelah keduanya saling melempar kecaman tajam berkaitan dengan kebijakan nilai tukar China, di tengah kecaman-kecaman bahwa China memanipulasi mata uang yuan untuk mendongkrak ekspornya ke luar negeri.

Laporan percakapan tersebut diterbitkan oleh kementerian luar negeri China, menyebutkan Presiden Hu berpesan kepada Obama bahwa China akan bekerja menuju 'hubungan China-AS yang lebih konstruktif.'

Hu mengatakan kepada Obama bahwa China menyambut upaya-upaya AS untuk menopang ekonominya, namun mengingatkan China menentang jika bergerak ke arah proteksionisme, kata pernyataan itu.

"Kami mengharapkan memperkokoh hubungan komunikasi dan koordinasi di bidang kebijakan ekonomi makro, dan serius menentang proteksi perdagangan," kata Hu.

Jurubicara Gedung Putih, Robert Gibbs, menilai percakapan kedua kepala negara itu positif, dan kedua pihak menjanjikan kerjasama yang makin erat berkaitan dengan krisis dan persoalan-persoalan lainnya.

Namun dia juga mengatakan, Obama 'menegaskan keinginannya untuk mengoreksi ketidakimbangan perdagangan global, di samping mendongkrak pertumbuhan global serta menghargai arus pasar."

Pada awal pekan ini, pertukaran pertama antara pemerintah baru AS dan Beijing didominasi oleh pertikaian komentar-komentar berkaitan dengan tanggapan-tanggapan yang dilakukan oleh Menteri Keuangan AS mendatang, Timothy Geithner yang menganggap China memanipulasi nilai-tukarnya.

Obama juga membuat komentar serupa dalam kampanye kepresidenannya sebelum ke Gedung Putih.

Namun China membantah tuduhan-tuduhan bahwa pihaknya telah memanipulasi nilai tukarnya untuk mendongkrak daya saing ekspornya di pasaran global.

Tidak disebut dalam pernyataan China itu, apakah Obama juga mengemukakan keprihatinan AS terhadap hak asasi manusia (HAM) China, di Tibet, kebebasan beragama dan masalah Taiwan, yang dianggap oleh Beijing sebagai provinsi yang berkhianat.

Pernyataan China mengatakan, Hu mengundang Obama untuk berkunjung ke China 'secepat mungkin untuk memudahkan urusan kedua pihak' dan bahwa Obama membalas dengan mengatakan, dia berharap akan berkunjung ke China 'sesegera mungkin.'

"Keduanya juga saling bertukar pendapat mengenai materi-materi yang menyangkut masalah nuklir Korea Utara, Iran, dan perubahan iklim," tuturnya. (*)


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009