Kupang (ANTARA) - Kepolisian Resor Alor, Nusa Tenggara Timur, telah melimpahkan berkas perkara kekerasan seksual terhadap 14 orang anak di bawah umur dengan tersangka seorang calon pendeta berinisial SAS ke kejaksaan setempat.

"Sudah dilimpahkan berkas perkaranya ke Kejaksaan Negeri Kalabahi," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Komisaris Besar Polisi Ariasandy di Kupang, Senin.

Hal ini disampaikan Ariasandy ketika dikonfirmasi mengenai perkembangan kasus kekerasan seksual yang dilakukan calon pendeta berinisial SAS terhadap belasan anak di bawah umur di Kabupaten Alor.

Baca juga: Polisi : Berkas perkara tersangka kekerasan seksual di Alor lengkap

Perbuatan asusila tersangka SAS itu dilakukan saat dirinya bertugas selama Mei 2021 hingga Maret 2022. Tersangka SAS melakukan perbuatan asusila itu di lingkungan gereja tempatnya bertugas.

Ariasandy mengatakan bahwa pelimpahan berkas perkara itu dilakukan oleh Polres Alor pada pekan lalu setelah seluruh berkas perkara dinyatakan lengkap.

"Usai dilimpahkan, jaksa akan meneliti dulu sejumlah berkas perkara tersebut, jika masih belum lengkap maka akan dikembalikan dan diminta untuk dilengkapi lah," tambah Kapolres Timor Tengah Selatan itu.

Baca juga: Polisi periksa 17 saksi kasus kekerasan seksual anak di Alor

Dalam kasus ini, tersangka SAS dijerat dengan pasal 81 ayat 5 jo pasal 76 huruf d Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak. Tersangka juga dikenakan pasal pemberatan karena korbannya lebih dari satu orang.

Selain terancam hukuman mati atau seumur hidup, tersangka juga terancam pidana penjara paling singkat 10 tahun dan paling lama 20 tahun.

Selain itu, SAS juga terancam dijerat dengan pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena tersangka merekam atau membuat video serta memotret para korbannya sebelum bahkan sesudah melaksanakan aksi tercelanya tersebut.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2022