Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai upaya pemulihan dampak peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur harus dilakukan secara menyeluruh.

Menurut dia, trauma fisik dan mental akibat kerusuhan itu harus benar-benar tuntas agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar di masa datang.

"Rehabilitasi secara fisik dan mental para penyintas dalam kerusuhan di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur harus segera dilakukan secara tepat agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar di masa datang," kata Lestari di Jakarta, Senin.

Baca juga: Komisi X DPR desak hentikan sementara Liga 1 hingga Liga 3

Dia mengatakan peristiwa yang disaksikan puluhan ribu penonton dan menimbulkan korban ratusan jiwa itu harus ditangani secara menyeluruh dengan melibatkan para pemangku kepentingan.

Hal itu menurut dia, karena peristiwa di Kanjuruhan berdampak pada banyak misalnya secara fisik tercatat ratusan jiwa penonton tewas.

"Selain itu juga ada potensi trauma terhadap keluarga korban dan puluhan ribu penonton yang menyaksikan pertandingan sepakbola itu pun tidak terhindarkan," ujarnya.

Lestari menilai berbagai potensi dampak fisik dan non-fisik harus benar-benar menjadi prioritas dalam penanganan pascakerusuhan pada pertandingan sepakbola.

Dia berharap tragedi di Kanjuruhan itu menjadi pendorong bagi para pemangku kepentingan untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan di berbagai sektor untuk memperkuat pondasi setiap anak bangsa dalam menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kemanusiaan.

Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut mengakselerasi proses penguatan pondasi kemanusiaan dan kesatuan setiap anak bangsa demi menghasilkan anak-anak bangsa yang tangguh dan siap menjawab berbagai tantangan di masa depan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa jumlah korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasca-pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya sebanyak 125 orang.

Listyo di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10) mengatakan bahwa sebelum dilakukan pembaruan data, jumlah korban meninggal dunia disebutkan sebanyak 129 orang, namun, setelah proses verifikasi diketahui ada data ganda.

"Terverifikasi jumlahnya dari awal sebelumnya 129 orang, saat ini data terakhir hasil pengecekan jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," kata Listyo.

Listyo menjelaskan saat ini Kepolisian sedang melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia tersebut. Pihaknya akan melakukan investigasi secara tuntas peristiwa itu.

Baca juga: Mensos Risma nyatakan tragedi Kanjuruhan bencana sosial
Baca juga: Gibran minta pendukung Persis belajar dari insiden Kanjuruhan
Baca juga: Anggota DPR apresiasi Presiden tangani kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2022