Jakarta (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan bintara pembina desa (Babinsa) untuk memperkuat capaian pemakaian alat keluarga berencana (KB) pada masyarakat sekaligus meningkatkan capaian alat kontrasepsi di sejumlah daerah.

“Babinsa sebagai garda terdepan untuk lebih dekat bersama masyarakat melalui pendekatan dan dengan komunikasi yang persuasif maka informasi yang diberikan mudah diterima,” kata Komandan Korem (Danrem) 041/Gamas Brigjen TNI Dr.A. Budi Handoyo, M.Tr dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan TNI melalui TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan (TMKK) Terpadu 2022, terus berupaya membantu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meningkatkan capaian KB di atas target yang ditetapkan.

Di mana dalam TMKK Terpadu 2022 yang diselenggarakan sejak Agustus-September 2022 yang dilangsungkan secara serentak di seluruh Indonesia, menargetkan capaian pelayanan KB ada sebanyak 2,8 juta akseptor.

Pengerahan babinsa sangat penting di tingkat lini lapangan untuk menggerakkan para akseptor KB. Babinsa juga bekerja sama dengan penyuluh KB serta tenaga lini lapangan dari program Bangga Kencana dengan menggunakan fasilitas kesehatan TNI sebagai salah satu tempat layanan kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana serta sumber daya tenaga kesehatan yang kompeten.

Budi menyatakan keterlibatan babinsa juga dimaksudkan untuk mengedukasi keluarga melalui kampanye perubahan perilaku masyarakat yang beberapa di antaranya menjadi faktor penyebab stunting.

Salah satunya adalah melibatkan babinsa di lingkup Makorem Bengkulu. Babinsa melakukan kampanye program Bangga Kencana dalam aksi pencegahan stunting dari sektor hulu.

TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan 2022 di Provinsi Bengkulu ada 23.643 akseptor atau 108,63 persen dari target. Dengan rincian 106 Metode Operasi Wanita (MOW), dua Metode Operasi Pria (MOP), 336 IUD, 2.129 implan, 12.734 suntik, 6.673 pil, dan 1.663 kondom.

“Babinsa ikut berperan tingkatkan kualitas dan kuantitas KB dengan mensosialisasikan media pengaturan jarak kehamilan yang sehat dan ideal,” katanya.

Ia menyebutkan dalam data Makorem 041/Gamas, jumlah Babinsa di lima Kodim di Provinsi Bengkulu telah mencapai 900 orang. Babinsa melayani dan mengayomi masyarakat di 1.513 desa dan kelurahan.

Selain Bengkulu, Kabupaten Bolmong Timur di Sulawesi Utara hingga 29 September 2022 mencatat sebanyak 673 akseptor telah terlayani atau 140,21 persen. Sementara secara keseluruhan di Sulawesi Utara ada 9.819 akseptor dengan persentase 112,03 persen.

Dengan rincian 67 menggunakan MOW, satu MOP, 241 IUD, 434 implan, 7.562 suntik, 1.231 pil dan 283 kondom.

Dalam kesempatan itu, Budi Handoyo turut mengajak seluruh jajarannya untuk tetap peduli terhadap kegiatan masyarakat supaya berbagai penyampaian program pemerintah tidak selalu tertaut secara formal.

Koordinator Bidang KBKR BKKBN Provinsi Sulawesi Utara Alfrida Bayang berharap kolaborasi antara TNI, kader KB, penyuluh KB, bidan, PLKB tidak terputus sehingga dapat meningkatkan kesertaan ber-KB.

“Tingginya angka kesertaan ber-KB bisa membantu Indonesia terlepas dari stunting dan akan berdampak positif pada penurunan angka kematian," kata Alfrida.

Baca juga: BKKBN-Dharma Pertiwi edukasi peserta KB di Kendari

Baca juga: BKKBN-TNI perluas layanan KB di daerah tinggi kasus stunting

Baca juga: TNI bantu BKKBN jangkau daerah sulit untuk pelayanan KB

Baca juga: BKKBN tingkatkan metode kontrasepsi jangka panjang di faskes TNI


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022