Bangkok (ANTARA) - Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai menegaskan kembali dukungan Thailand pada multilateralisme dan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) yang diusulkan China serta inisiatif kerja sama "BRICS Plus".

"Thailand mendukung peran konstruktif China sebagai negara besar yang bertanggung jawab dalam berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan, stabilitas, dan perdamaian global," ujar Don dalam wawancara tertulis dengan Xinhua.

"GDI dan Inisiatif Keamanan Global mencerminkan upaya China untuk mewujudkan tujuan tersebut," katanya, menambahkan.

Don mengatakan Model Ekonomi Bio-Sirkular-Hijau (Bio-Circular-Green Economy Model) Thailand memiliki konsep kunci yang sama dengan GDI.

Model tersebut berfokus pada kemakmuran yang berpusat pada masyarakat serta pertumbuhan yang seimbang, berkelanjutan, dan inklusif, serta ada banyak aspek yang dapat dikolaborasikan oleh kedua negara guna mencapai Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

"Thailand senang telah bergabung dengan Kelompok Sahabat GDI China (Group of Friends of China's GDI)," ungkapnya. 

Ia menyatakan harapan bahwa "nilai-nilai keterbukaan dan inklusivitas bersama akan menjadi elemen pembangun bagi kemitraan pembangunan global yang lebih seimbang."

Pernyataan tersebut disampaikan Don usai Dialog Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Global, yang diadakan melalui tautan video pada pekan sebelumnya.

Pada kesempatan tersebut, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menegaskan dukungan Thailand pada multilateralisme, GDI, dan inisiatif China untuk mewujudkan keterlibatan "BRICS Plus" dengan negara-negara berkembang dan emerging market (negara ekonomi berkembang)

Don memuji tinggi kepemimpinan China dalam menjaga multilateralisme, seraya menuturkan "mempraktikkan multilateralisme menjadi satu-satunya jalan pragmatis ke depan."

Dia mengatakan dunia sedang menghadapi "badai krisis yang sempurna", termasuk dampak COVID-19, krisis pangan dan energi global, perubahan iklim, lonjakan inflasi, dan meningkatnya ketegangan geopolitik, yang beberapa di antaranya terjadi akibat ulah manusia.

"Alih-alih beralih ke unilateralisme dan proteksionisme, kita semua seharusnya bergandengan tangan untuk mendorong kemitraan pembangunan global yang memetakan jalan ke depan bagi pemulihan ekonomi yang stabil dan koeksistensi yang harmonis untuk era baru," ujarnya.

Don menekankan kembali dukungan Thailand bagi inisiatif China dalam mewujudkan keterlibatan "BRICS Plus" dengan negara-negara berkembang dan emerging market. 

Melalui partisipasi Thailand dalam BRICS Plus tahun ini, ujarnya, "Saya optimistis bahwa kita dapat memperluas kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan serta memperdalam pertukaran antarmasyarakat."

Menyangkut upaya mencegah krisis pangan global, dia menyatakan Thailand, sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan terbesar di dunia, tetap berkomitmen untuk ikut memastikan kelancaran aliran pangan dan barang-barang esensial kepada pihak yang membutuhkan. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2022