Jakarta (ANTARA) - ​​​​​​Ketua DPR RI Puan Maharani membahas konflik antara Rusia dan Ukraina saat melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Rusia Valentina Matvienko di Gedung DPR, Jakarta, Kamis.

"Indonesia mendorong agar perang segera dihentikan dan agar dialog dan diplomasi dikedepankan," kata Puan di sela-sela acara the 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) di Jakarta, Kamis.

Sebagaimana pertemuannya dengan pimpinan parlemen dari negara lain, Puan mengaku selalu mendorong agar dunia internasional tetap mendukung jalur dialog dan diplomasi, sebagai salah satu upaya menghentikan perang Ukraina dan Rusia.

Dia juga selalu menyampaikan posisi Indonesia yang menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB serta hukum internasional atas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

"DPR RI dan Parlemen Rusia juga perlu memainkan peran diplomasi parlemen untuk ikut mengupayakan terwujudnya perdamaian dan keamanan internasional," katanya.

Baca juga: Puan pimpin forum parlemen dunia sepakati resolusi damai Rusia-Ukraina

Sama seperti saat pertemuan dengan pimpinan parlemen Ukraina, Rabu (5/20), Puan mengatakan bahwa konflik kedua negara itu telah membawa dampak cukup berat bagi banyak negara di dunia, khususnya terkait pasokan pangan, pupuk, serta energi.

"Indonesia berharap agar inisiatif untuk membuka alur pasok pangan (Black Sea Grain Initiative) tetap dipertahankan untuk kepentingan bersama seluruh pihak," tambahnya.

Puan berharap pihak parlemen Rusia dan Ukraina dapat memainkan peran untuk membantu penyelesaian konflik. Dia juga menyinggung soal satuan tugas yang dibuat Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk menjadi jembatan perdamaian bagi Rusia dan Ukraina.

"Indonesia, sebagai bagian dari anggota Task Force IPU, telah melakukan kunjungan ke parlemen Rusia dan juga Ukraina sebagai bagian dari upaya untuk mengupayakan perdamaian melalui peran diplomasi parlemen," ujar Puan Maharani.

Baca juga: Ketua DPR dorong perdamaian Rusia-Ukraina
Baca juga: Puan: Diplomasi parlemen dikedepankan agar ada dialog Rusia-Ukraina

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022