Loretha menyampaikan masyarakat Nusa Tenggara Timur sangat membutuhkan pendanaan termasuk untuk akses infrastruktur, jalan dan internet yang juga berguna untuk mendukung solusi iklim berbasis lokal.
“Solusi iklim berbasis lokal dipimpin oleh masyarakat itu sendiri. Dari sisi kelembagaan, tantangan kami untuk mendapat pendanaan begitu banyak,” kata Maria dalam C20 Summit Side Event yang disaksikan secara daring di Jakarta, Kamis.
“Saya lihat pendanaan tersebut (diberikan) lebih kepada fokus investasi iklim skala besar,” kata Maria.
Guna mencapai akses pendanaan yang bisa menyentuh masyarakat lokal, lanjutnya, dibutuhkan dukungan kebijakan yang based practice-nya relevan kepada konteks yang sesuai.
Baca juga: Pemda NTT apresiasi ICRAF gelar program adaptasi perubahan iklim
Baca juga: BMKG: Siklon tropis seroja buktikan bahwa perubahan iklim itu nyata
“Support kebijakan menjadi strategi juga, baik level desa, kabupaten, provinsi maupun nasional. Ini harus melibatkan seluruh masyarakat, wanita, anak muda, disabilitas dan pemda dan tetap mengedepankan kearifan lokal,” tutur dia.
Loretha mengatakan Yaspensel menggerakkan masyarakat lokal untuk menanam sorgum sebagai pangan lokal karena lebih tahan terhadap perubahan iklim. Sorgum, disebutnya mampu bertahan dari curah hujan yang cukup tinggi, El Nino dan La Nina.
Ia mengaku dukungan dari petani di sekitar-lah yang mampu membuat yayasan yang membudidayakan sorgum ini tetap bertahan di tengah kurangnya pendanaan dan perubahan iklim.
“Kita tidak punya dana juga bisa bergerak. Artinya usaha punya modal community based petani yang mendukung gerakan kita, mitra LSM dan orang yang mau bekerja sama untuk mengatasi perubahan iklim,” jelasnya.
Ia pun yakin dengan adanya pendanaan yang lebih memadai untuk masyarakat lokal akan lebih menguntungkan masyarakat yang terlibat langsung dalam inisiatif perubahan iklim dan juga mempercepat penanggulangan masalah iklim.
“Kalau kita berjejaring dan tetap dipercayakan kepada lokal, tidak hanya mengedepankan institusi besar tapi bergerak dengan kearifan lokal masing-masing dan saya yakin akan sukses,” kata dia.
Baca juga: Perubahan iklim ancam pembangunan sektor riil NTT
Baca juga: NTT rentan terhadap dampak perubahan iklim
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022