Jakarta (ANTARA) - Klub Liga 1 Indonesia Persis Solo memberikan pernyataan resmi terkait Tragedi Kanjuruhan yang hingga kini telah menelan 130 korban jiwa dan membuat kompetisi ditunda hingga beberapa waktu ke depan.

Dikutip dari situs resmi klub, Sabtu, Persis Solo turut berbela sungkawa atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) lalu dan juga memanjatkan doa untuk korban dan keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan serta ketabahan untuk melewati peristiwa duka ini.

Persis menuntut untuk segera adanya pertanggungjawaban dari pihak yang terlibat, dan menuntut adanya reformasi sistematik sebagai upaya perubahan agar hal serupa tidak terulang di kemudian hari

Pada pernyataan itu, Persis memberikan lima tuntutan dan yang pertama adalah adanya forum lintas klub, panitia pelaksana, dan aparat berwenang yang diinisiasi oleh operator liga dan federasi, untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.

Baca juga: Suporter Persis Solo penuhi undangan aksi solidaritas di Yogjakarta

Kedua, Persis berharap adanya pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden di Kanjuruhan, serta diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.

Selain itu, yang ketiga dilakukannya peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. "Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat," sambung pernyataan tersebut.

Keempat, pihak Laskar Sambernyawa menginginkan adanya reformasi sistematik di dalam kepengurusan ekosistem sepak bola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, sekaligus bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.

Terakhir, Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, Persis Solo mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.

Baca juga: Semua klub sepakat Liga 1 dan 2 Indonesia ditunda
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan buka kesadaran suporter menuju perdamaian
Baca juga: Pengamat: Tragedi Kanjuruhan jadi titik balik sepakbola Nasional

Pewarta: Aldi Sultan
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2022