Jakarta (ANTARA) - Terapi keluarga atau family therapy dapat menjadi salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk membantu dan mendorong pemahaman antar generasi akan pentingnya isu kesehatan mental, kata psikolog klinis remaja dewasa Nena Mawar Sari.

Dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Senin, psikolog klinis RSUD Wangaya Bali itu mengatakan bahwa terkadang isu mental dapat muncul akibat kurang baiknya sistem pendukung atau fungsi keluarga. Orang tua juga kadang tidak menyadari salah satu sumber permasalahan berasal dari keluarga, begitu juga kontribusi proses pemulihannya.

Jika pasien memberikan izin, jelasnya, maka dapat dilakukan terapi keluarga atau menyampaikan isu yang dihadapinya ke keluarga untuk memberikan pemahaman akan sumber masalah yang dihadapinya dan bagaimana berkontribusi dalam pemulihannya.

Baca juga: Psikiater: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia momen edukasi kesehatan mental

Baca juga: Orangtua bisa lakukan ini untuk bantu jaga kesehatan jiwa remaja


"Kalau misalkan orang tua setuju, tidak sulit menjelaskan bagaimana kondisi anaknya, bagaimana hal itu akan mempengaruhi kehidupan dia dan apa penyebabnya," katanya.

Dia menjelaskan bahwa pemberian pemahaman kepada generasi yang lebih tua membutuhkan proses yang tidak berlangsung secara instan dan membutuhkan pendekatan yang lebih fleksibel.

"Untuk pendekatannya yang kekeluargaan, seperti family therapy. Pendekatannya lebih fleksibel," jelas Nena.

Proses agar antar generasi mencapai pemahaman terkait isu kesehatan mental sendiri tidak berlangsung dalam satu atau dua hari, tapi membutuhkan beberapa tahapan yang membutuhkan waktu.

"Family therapy dan bertahap, tidak bisa kita langsung dalam satu dan dua hari semua mengerti, pelan-pelan, mungkin dari celah yang mana dulu," tuturnya.

Baca juga: Kemenkes: Pandemi beri dampak besar pada kesehatan jiwa

Baca juga: Bidan : Pentingnya periksa kesehatan jiwa bagi calon pengantin

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022