"Program TJSL harus mampu menciptakan nilai bersama (creating share value) agar keberlangsungannya terjaga," kata Koordinator TJSL Madya Kementerian BUMN, Teddy Poernama dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Dalam webinar bertajuk "Peran Tanggung Jawab sosial dan Lingkungan Perusahaan Menuju Pembangunan Berkelanjutan" yang diselenggarakan Forum Doktor Bisnis Indonesia (Fordobi), UNP Kediri, SDM Cendekia, dan PT Pegadaian itu, ia menilai, TJSL saat ini masih belum menjadi perhatian penuh perusahaan.
"Secara kelembagaan belum banyak BUMN yang menempatkan pejabat level BOD-1 (board of directors) tertinggi dalam struktur perusahaan yang bertanggung jawab terhadap TJSL ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Fordobi Naufal Mahfudz menyampaikan, dalam tanggung jawab sosial perusahaan harus memperhatikan tiga hal.
Pertama people (orang) yaitu komunitas, masyarakat, karyawan. Kedua, planet yaitu lingkungan hidup.
Dan ketiga profit, yang merupakan economic variable di mana mitra binaan dan perusahaan harus memperhatikan bottom line (laba bersih) dan cash flow (arus kas) berupa peningkatan pendapatan mitra binaan.
Sementara itu, Dekan FEB UNP Kediri, Dr. Subagyo dalam presentasinya menyampaikan, di tingkat kabupaten/kota telah dibentuk forum CSR agar dapat meningkatkan akses tanggung jawab perusahaan tersebut sampai level masyarakat di daerah.
Kadiv CSR PT Pegadaian, Rully Yusuf mengatakan, salah satu program creating share value di PT Pegadaian adalah program memilah sampah.
Kemudian, lanjut dia, menabung emas di mana masyarakat mampu meningkatkan kualitas lingkungan dengan mengelola sampah dan masyarakat bisa menukar sampah menjadi tabungan emas di Pegadaian.
Pada akhir acara webinar itu, dilakukan santunan kepada perwakilan anak yatim sebagai wujud tanggung jawab sosial.
Baca juga: PLN berhasil tingkatkan potensi Wisata Tebing Appalarang lewat TJSL
Baca juga: Perhutani raih penghargaan Indonesia best TJSL Awards 2022
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022
