Jakarta (ANTARA) - Saham-saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada Senin (10/10), dengan bursa teknologi Nasdaq mencatatkan penutupan terendahnya dalam lebih dari dua tahun, saat para investor terus mengkhawatirkan laju kebijakan pengetatan The Fed (bank sentral AS).

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 93,91 poin atau 0,32 persen menjadi 29.202,88. Indeks S&P 500 turun 27,27 poin atau 0,75 persen menjadi 3.612,39. Sementara, Nasdaq Composite Index terpangkas 110,30 poin atau 1,04 persen menjadi 10.542,10, yang merupakan penutupan terendahnya sejak Juli 2020.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup di zona merah, dengan sektor energi dan teknologi masing-masing turun 2,06 persen dan 1,56 persen, menempati posisi teratas dalam tren penurunan tersebut. Sementara itu, sektor industri naik 0,33 persen, menjadi kelompok yang mencatatkan kinerja terbaik.

Penurunan pada Senin menandai sesi penurunan keempat berturut-turut di Wall Street seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa kampanye kenaikan suku bunga yang agresif dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), dapat menyeret perekonomian menuju resesi.

Chief Executive Officer JPMorgan Chase Jamie Dimon pada Senin memperingatkan bahwa Amerika Serikat menuju resesi dalam enam hingga sembilan bulan ke depan dan saham bisa merosot lebih jauh lagi.

Para investor menanti dengan hati-hati indeks harga konsumen AS bulan September yang akan dirilis pada Kamis (13/10), untuk melihat indikasi terbaru tentang gambaran inflasi.

Laporan penggajian (payroll) AS untuk bulan September yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih ketat, mendukung alasan The Fed untuk melanjutkan pengetatan kebijakan secara agresif.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022