Jakarta (ANTARA) - Sistem pasokan energi China berhasil melewati ujian berupa epidemi COVID-19 dan sejumlah bencana alam besar, dan secara efektif meredam dampak harga energi internasional yang bergejolak, demikian disampaikan oleh seorang pejabat pemerintahan China pada Senin (17/10).

"Sistem pasokan energi China mengalami peningkatan selama satu dekade terakhir, dengan tingkat swasembada di atas 80 persen," tutur Ren Jingdong, Wakil Direktur Administrasi Energi Nasional China, pada konferensi pers di sela-sela Kongres Nasional Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) ke-20 yang sedang berlangsung.

Menekankan peran China sebagai produsen dan konsumen energi yang besar, Ren menjanjikan lebih banyak upaya demi menjaga keamanan energi.

China akan memanfaatkan secara maksimal batu bara sebagai "batu penstabil" dalam bauran energi serta meningkatkan eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas, katanya.

Tujuannya, ujar dia, adalah untuk meningkatkan total kapasitas produksi energi tahunan menjadi lebih dari 4,6 miliar ton batu bara standar pada 2025.

Dalam jangka panjang, China akan secara komprehensif membangun sistem pasokan energi bersih yang meliputi tenaga bayu, tenaga surya, tenaga air, dan tenaga nuklir, katanya. "Kita akan bekerja untuk memastikan bahwa cakupan energi nonfosil dalam total konsumsi energi meningkat menjadi sekitar 20 persen pada 2025 dan 25 persen pada 2030."

Ren juga berjanji akan meningkatkan kapasitas peringatan dini untuk ketahanan energi dan memperkuat pasokan energi ke wilayah-wilayah utama dan pada periode-periode penting.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022