Tripoli (ANTARA News) - Libia memperingati 20 tahun serangan udara AS yang mematikan dengan konser umum tengah malam, dengan menampilkan penyanyi pop-soul AS, Lionel Richie, dan penyanyi tenor Spanyol, Jose Carreras. "Hana akan merasa bahagia malam ini," kata Richie dalam penampilannya, merujuk kepada putri angkat pemimpin Libia Moamer Khadafi, yang merupakan salah satu dari 40 korban yang tewas dalam serangan udara atas dua kota penting Libia, Tripoli dan Benghazi, pada 1986. Salah seorang penonton naik ke pentas untuk menari bersama Richie, yang tiga lagu andalannya "All Night Long," "Say You, Say Me," dan "Dancing on ther Ceiling" mendominasi siaran radio di AS pada saat Ronald Reagan, presiden saat itu, memerintahkan serangan tersebut. Reagan telah mencap Khadafi sebagai "Anjing Gila" dari Timur Tengah dalam pembenarannya untuk melakukan pemboman, namun sejak saat itu hubungan Libia dengan Barat membaik menyusul pengumuman resmi Libia bahwa negara kawasan Afrika Utara itu telah meninggalkan program senjata pemusnah massal. "Saat ini, kami telah membalut luka-luka kami, namun kami tak akan melupakan," kata putri Khadafi, Aisha, pada pembukaan konser, yang dimulai Sabtu pukul 02:30 dini hari, jam yang sama ketika bebeberapa jet tempur AS terbang dari pangkalan mereka di Inggris menghantam sasaran mereka pada 20 tahun silam. Konser diselenggarakan di Pelabuhan Azizia dekat reruntuhan kediaman pemimpin Libia itu, yang menjadi sasaran serangan. Puing-puing tersebut tak pernah disingkirkan. Para pengunjung menyalakan lilin dan meneriakkan slogan-slogan patriotik menjelang konser, yang bertajuk "Festival Hana bagi Kemerdekaan dan Perdamaian." Penampilan Richi kemudian disusul dengan penyanyi Spanyol, Carreras, yang didampingi 65 musisi. Mohamad Munir, seorang penyanyi Mesir, dan rombongan musik rakyat dari Mesir dan Suriah juga mengambil bagian dalam festival. Serangan AS pada 15 April 1986 dilancarkan sebagai pembalasan atas serangam bom terhadap sebuah disko di Berlin Barat yang sering dikunjungi tentara AS yang menurut Washington dilakukan para agen Libia. "Kami tak akan pernah melupakan, namun demikian kami tak ingin menjadi sandera masa lalu," kata penyelenggara konser kepada AFP, sambil meminta namanya dirahasiakan. "Kami ingin hidup dalam masa kini dan menyatakan melalui musik kami kebersamaan kembali dengan dunia." Tiada maaf Bertolak belakang dengan suasana yang kondusif di festival, seorang pejabat senior Libia, Kamis, menyebut AS sebagai "negara terkutuk, tercerabut dari ampunan Ilahi dan layak untuk dikutuk." Wakil Ketua Parlemen, Ahmed Ibrahim, juga menyebut Presiden AS, George W. Bush sebagai "kurang waras" karena ia "mengeluarkan berbagai ancaman dan menyatakan semua pilihan terbuka bila menyangkut dunia Arab dan Islam." Libia mengumumkan pada Desember 2003 bahwa pihaknya telah meninggalkan daya upaya untuk memperoleh senjata pemusnah massal, suatu keputusan yang menyebabkan Washington dan Tripoli melangkah menuju pembukaan kembali hubungan diplomatik setelah terputus selama 24 tahun. Sekalipun begitu, Khadafi tak pernah memberikan maaf kepada Reagan atas pemboman itu. Ketika Reagan tutup usia pada Juni 2004, pemimpin Libia itu mengemukakan ia menyesalkan kematiannya, karena itu berarti dirinya tak pernah dapat dihukum akibat kejahatannya "terhadap anak-anak Libia." Richie, seorang mantan penyanyi Commodores yang bersama-sama denngan Michael Jackson menulis lagu "We Are the World" yang sangat terkenal pada 1985, menyatakan dalam jumpa pers kehadirannya di Libia merupakan "peristiwa bersejarah," dan menjelaskan dirinya ambil bagi karena "musik menyatukan semua orang." (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006