Jakarta (ANTARA) -
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan siklon tropis Nesat berdampak secara tidak langsung pada tinggi gelombang Laut Natuna Utara.
 
"Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan terhadap kondisi cuaca di Indonesia adalah tinggi gelombang 2,5 meter sampai empat meter di Laut Natuna Utara," kata prakirawan BMKG Nurul Pramiftah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Tercatat juga tinggi gelombang di perairan Kepulauan Anambas dan perairan Kepulauan Natuna berkisar antara 1,25 sampai 2,5 meter.
 
Nurul memprakirakan posisi siklon tropis Nesat ini berada di Laut China Selatan, sekitar 1.520 km sebelah utara Natuna dengan arah gerak ke Barat dengan kecepatan delapan knots atau 15 km/jam.
 
Dan dalam 24 jam ke depan akan menjauhi wilayah Indonesia sekitar 1.510 sebelah utara Natuna dan bergerak dengan kecepatan yang menurun yaitu enam knots atau 10 km/jam.
 
"Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Nesat menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah Barat," kata Nurul.
 
Ia juga menambahkan, BMKG memantau adanya bibit siklon tropis 92B yang berada di laut Andaman dengan kecepatan angin maksimum 25 knot, meskipun potensi tumbuh menjadi siklon tropis dalam kategori rendah.
 
"Potensi sistem ini untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah," katanya.
 
Bibit siklon tropis 92B ini berdampak juga secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia, terutama pada tinggi gelombang di perairan barat Aceh, Kepulauan Nias, perairan utara Sabang sampai Samudera Hindia barat Aceh.
 
"Tinggi gelombang 1,25 sampai 2,5 meter terjadi di perairan barat Aceh dan Kepulauan Nias. Tinggi gelombang 2,5 sampai empat meter terjadi di perairan utara Sabang, Selat Malaka bagian utara dan Samudera Hindia barat Aceh," tambah Nurul.

Baca juga: Siklon Tropis NESAT di Laut China Selatan jauhi wilayah Indonesia

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022