Makassar (ANTARA) - Guru Besar Linguistik UIN Alauddin Makassar Prof Dr Andi Sukri Syamsuri MHum mendorong penguatan kurikulum pembelajaran di sekolah untuk mencegah terjadinya kepunahan bahasa daerah di Sulawesi Selatan.

Salah satu cara mempertahankan bahasa daerah khususnya bahasa Bugis melalui pendidikan dan pembelajaran yang tentu sangat terkait kurikulum, model pembelajaran, dan bahasa pengantar di sekolah," kata Prof Andi Sukri dalam keterangannya di Makassar, Rabu.

Wakil Rektor II Unismuh Makassar ini menjelaskan kepunahan bahasa daerah termasuk bahasa Bugis dapat terjadi jika muncul sikap inferior sosial terhadap Bahasa Bugis dan penelantaran oleh para penutur itu sendiri termasuk pula berpaling para ibu dari Bahasa Bugis.

Upaya untuk menghindari itu selain melalui pendidikan dan pengajaran, kata dia, juga upaya mempertahankan melalui penyusunan kamus Bahasa Bugis dan implementasinya (elaborasinya) di tengah penutur.

Baca juga: Duta Bahasa Maluku bagikan praktik baik revitalisasi bahasa daerah

Baca juga: 17 provinsi jadi target revitalisasi bahasa daerah pada 2023


Ia mengatakan Bahasa Bugis merupakan salah satu bahasa daerah di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki jumlah penutur besar dan sampai saat ini masih digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Bugis.

Bahasa Bugis berfungsi sebagai lambang identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Bugis juga memiliki andil besar di Provinsi Sulawesi Selatan dalam memperkaya bahasa Indonesia sehingga sewajibnya dapat dipertahankan.

Sementara Dosen Fakultas Sastra Unhas Prof Dr Gusnawaty MHum mengatakan Bahasa Bugis memiliki 27 dialek dan bersebar di berbagai daerah, provinsi, dan bahkan di luar negeri seperti di Pontian Johor Malaysia. Oleh karena itu, hal ini perlu dipelihara agar tidak punah.*

Baca juga: Bulan Bahasa dan Sastra peringati Sumpah Pemuda

Baca juga: Kantor Bahasa Jambi revitalisasi bahasa Suku Kubu dan Duano

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022