Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa belanja negara telah terserap Rp1.913,9 triliun hingga September 2022, atau 61,6 persen dari target tahun ini sebesar Rp3.106,4 triliun dan mampu tumbuh 5,9 persen (yoy) dari Rp1.806,9 triliun.

“Kinerja yang baik dengan kemampuan kita menjaga dari sisi guncangan global yang ada tak terlepas dari APBN yang memberikan peran sangat positif,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Jumat.

Secara rinci, belanja negara terdiri atas belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang mencapai Rp674,4 triliun atau terserap 71,3 persen dari target APBN.

Baca juga: Sri Mulyani sebut penerimaan pajak capai 88,3 persen dari target

Realisasi itu dimanfaatkan untuk penyaluran berbagai bantuan sosial, program PEN ke masyarakat, pengadaan peralatan atau mesin, jalan, jaringan irigasi termasuk belanja pegawai yakni THR an gaji ke-13 dan kegiatan operasional K/L.

Kemudian belanja non K/L terealisasi sebesar Rp686,8 triliun atau baru terserap 50,7 persen dari target yang disalurkan untuk subsidi, kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik serta pembayaran pensiun serta jaminan kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sementara itu transfer ke daerah (TKD) telah terealisasi Rp552,6 triliun atau 68,7 persen dari target dan mayoritas jenis TKD mengalami kenaikan kinerja penyaluran seiring kepatuhan pemerintah daerah yang lebih baik.

Baca juga: Sri Mulyani pacu realisasi belanja pemerintah pada kuartal IV

Terakhir untuk pembiayaan investasi telah terealisasi sebesar Rp60 triliun yang disalurkan kepada klaster infrastruktur untuk mendukung belanja modal K/L khususnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) serta pembiayaan sektor perumahan.

“Belanja negara sebagai tools dan shock absorber untuk menghadapi guncangan dari ekonomi global termasuk melindungi masyarakat dan perekonomian kita,” tegas Sri Mulyani.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2022