Sydney/Tokyo (ANTARA) - Sektor pertahanan dan keamanan energi akan menjadi fokus diskusi dalam pertemuan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan PM Australia Anthony Albanese akhir pekan ini, demikian menurut pernyataan pejabat dari kedua negara. "Australia adalah negara yang paling penting bagi kebijakan energi Jepang," kata Kishida kepada wartawan di Tokyo pada Jumat sebelum naik pesawat untuk bertolak ke Perth.

"Saya ingin menggelar diskusi terbuka tentang pentingnya mengamankan pasokan sumber daya energi yang stabil," katanya.

Beberapa pemimpin negara bagian Australia berpendapat agar produksi gas lokal diprioritaskan untuk pasar domestik demi menghindari kekurangan.

Australia adalah pemasok utama biji besi, batu bara dan gas ke Jepang.

Adapun pertemuan akan diadakan di ibu kota negara bagian Australia Barat, yang terletak 3.700 km dari ibu kota Canberra, untuk menunjukkan pentingnya negara tersebut dalam memasok kebutuhan energi Jepang, termasuk energi terbarukan.

Australia juga merupakan sumber utama daging sapi dan gandum ke Jepang.

Australia dan Jepang dijadwalkan untuk menandatangani perjanjian kerjasama keamanan baru, memperbaharui kesepakatan yang dibuat pada 2007, guna menangani lingkungan keamanan regional yang berubah secara signifikan, kata para pejabat.

Duta Besar Jepang untuk Australia, Shingo Yamagami, dalam serangkaian wawancara dengan surat kabar Australia pekan ini, menggarisbawahi kesepakatan tentang berbagi intelijen dan interoperabilitas militer antara mereka dan menunjuk China sebagai ancaman.

"Kita harus menanggapi lingkungan keamanan yang memburuk, tidak hanya di Laut China Selatan (dan) Laut China Timur, tetapi seluruh wilayah Pasifik," katanya kepada surat kabar Australia.

"Setiap kali pesawat militer China mendekati langit kami, kami harus melakukan penerbangan acak terhadap pesawat China yang mendekat. Jumlah penerbangan pada tahun 2006 hanya 22. Tetapi pada tahun 2021 jumlahnya melonjak menjadi 722,” katanya dikutip dari surat kabar tersebut.

Para pemimpin akan berupaya memperkuat kemitraan pertahanan dan keamanan kedua negara, setelah Perjanjian Akses Timbal Balik bagi pasukan pertahanan untuk beroperasi dan latihan bersama ditandatangani pada Januari, kata pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan.

Di luar ekspor biji besi dan batu bara terbesar Australia, Jepang menginginkan Australia untuk mendukung transisi energinya, dengan memasok hidrogen cair dan amonia, yang digunakannya sebagai bahan bakar di pembangkit listrik tenaga batu bara untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

“Bersamaan dengan Australia yang berusaha menjadi negara adidaya energi bersih, kami akan tetap menjadi pemasok energi yang stabil dan andal ke Jepang termasuk untuk sumber energi baru seperti hidrogen," kata Albanese dalam sebuah pernyataan minggu ini.

Australia dan Jepang juga merupakan anggota kelompok negara the Quad, bersama Amerika Serikat dan India.

Sumber: Reuters
Baca juga: Jepang, Australia akan keluarkan deklarasi baru kerja sama keamanan
Baca juga: Australia inginkan ikatan keamanan yang luas, mendalam dengan Jepang
Baca juga: AS, Jepang, India, Australia bahas peningkatan kerja sama

 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2022