Jayapura (ANTARA News) - Sejak 2003 hingga April 2006 sedikitnya 50 penambang emas di areal penambangan PT Freeport Indonesia di Mile-74 Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua meninggal dunia karena terserang berbagai penyakit dan bencana alam lainnya. Ketua Komnas HAM Perwakilan Provinsi Papua Alberth Rumbekwan, SH kepada ANTARA di Jayapura hari Senin mengatakan, data meninggalnya puluhan pendulang itu merupakan temuan investigasi yang dilakukan oleh enam anggota Komnas HAM Pusat dan Komnas HAM Perwakilan Provinsi Papua. Komnas HAM melakukan investigasi tersebut untuk mencari sebab-sebab terjadinya bentrokan antara aparat keamanan dengan para pendulang emas yang terjadi Maret silam yang berbuntut pada pemalangan jalan ke areal penambangan maupun kerusuhan di Timika. Dalam ivestigasi itu, Komnas HAM mendapatkan pemaparan dari pimpinan PT.Freeport Indonesia di Kuala Kencana, Timika tentang pendulangan oleh masyarakat umum di dalam wilayah kontrak karya PT.Freeport Indonesia, 12 April. Data korban meninggal dunia sebanyak 50 orang di dalam pendulangan emas terjadi tahun 2003-2004 sebanyak 21 orang, tahun 2005 sebanyak 20 orang dan sampai 12 April 2006 sebanyak sembilan orang. Kematian umumnya disebabkan oleh terbawa arus sungai, terserang penyakit dan kecelakaan lainnya, sebab kawasan pendulang memiliki topografi curam dengan batuan tidak rapat dan arus sungai sangat deras. "Karena pertemuan yang sangat terbatas dan tidak ada tanya jawab sehingga tidak bisa diungkapkan kematian yang disebabkan terserang penyakit," ujar Rumbekwan. Pada kesempatan itu, tambah Rumbekwan, pimpinan PT FI memaparkan populasi pendulang sampai saat ini berjumlah 2.840 orang di Jobsite terdiri dari dataran tinggi 1.549 orang dan dataran rendah 1.300 orang. Para pendulang itu berasal dari suku Dani dan suku Moni 40 persen, suku Damal 30 persen, suku Amungme 20 persen dan pendatang 10 persen. Di dataran tinggi pendulang bermukim di Kimbeli, Banti dan sebagian besar bermukim di tenda-tenda ditepi Sungai Agawagon bahkan sampai ke Mile-74, sementara dataran rendah pendulang berasal dari Timika Kota, Kwamki Lama, SP9, SP12 dan yang bermukim di tenda-tenda sepanjang Sungai Otomona. "Laporan ini seluruhnya dari pimpinan PT.FI kepada Komnas HAM di Kuala Kencana, 12 April," kata Rumbekwan. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006