Garut (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Ir Yousana O.P. Siagian mengingatkan gunung api Papandayan merupakan gunung api aktif yang sewaktu-waktu (mendadak) bisa meningkat aktivitasnya. Bagi masyarakat/wisatawan yang mendaki puncak diminta tetap waspada, katanya ketika menurunkan status kegiatan gunung itu dari level II (waspada) menjadi level I (aktif normal) sejak Selasa 18 April pukul 10.00 WIB. Dia meminta masyarakat/wisatawan tidak mendekati kawah sebagai pusat letusan dan gas-gas vulkanik yang bisa membahayakan diri manusia, dan selalu berkonsultasi dengan pemda setempat serta Pusat Vulkanologi. Diturunkannya status gunung tersebut yang sejak sekitar pertengahan tahun 2005 lalu berstatus waspada itu berdasarkan pengamatan visual, pengukuran deformasi dan kegempaan gunung api Papandayan. Hingga 6 April 2006 lalu pukul 06.00 WIB menunjukan adanya penurunan aktivitas bahkan pengukuran deformasi yang dilakukan pada 26 Maret 2006 memperlihatkan pemanjangan jarak sejauh 4 cm (deflasi), ujar Siagian. Sedangkan data kegempaannya dari tanggal 1 - 17 April 2006 tercatat gempa vulkanik dalam (VA) sebanyak lima kali, gempa vulkanik dangkal (VB) 32 kali, gempa tektonik lokal satu kali serta tektonik jauh sebanyak 21 kali. Gunungapi Papandayan dengan ketinggian puncaknya 2.450 meter di atas permukaan laut terakhir meletus pada tahun 2002 lalu, yang hingga kini masih menyisakan jutaan kubik lahar dingin serta material lainnya. Banyaknya endapan material gunungapi itu hingga kini masih bertengger di lereng-lereng berketinggian ribuan meter di atas permukaan laut yang sempat meluncur ke bawah beberapa tahun lalu merusakan rumah dan jembatan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006