Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Indonesia berkesempatan menempatkan orangnya untuk menduduki jabatan executive director di Dana Moneter internasional (IMF). "Mulai tahun depan (2007) Indonesia sudah bisa menempati kedudukan executive director di IMF, pencalonannya harus dimulai sejak sekarang," kata Burhanuddin usai pertemuan dengan Menko Perekonomian di Gedung Depkeu Jakarta, Selasa. Ia menyebutkan, Indonesia harus memberitahukan nama yang dicalonkan untuk jabatan itu kepada pejabat IMF pada Agustus 2006 ini. "Jadi waktunya sangat terbatas untuk mencari orang-orang yang pas untuk menduduki jabatan itu. Nanti Indonesia akan mengusulkan nama, sekarang belum ada," katanya. Mengenai pertemuannya dengan Menko Perekonomian, Burhanuddin menjelaskan, pertemuan tersebut membahas berbagai persiapan untuk mengikuti sidang interim di Washington. "Malam ini saya berangkat ke airport. Interim Washington itu pertemuan IMF dan Bank Dunia (WB). Kemudian dari sana ada sidang Bank Pembangunan Asia (ADB) di Heyderabat, kemudian sidang Islamic Development Bank (IDB) di Kuwait," katanya. Pertemuan juga membahas kerjasama regional Chiang May Inisiatif soal surveillance yang dilakukan oleh ASEAN mengenai bilateral swap arrangement bersama dengan Korea Selatan yang sudah hampir berakhir. "Dengan Korea sudah hampir berakhir pada Desember 2006 sehingga perlu diperbaharui atau kemungkinan ditingkatkan," katanya. Kemudian juga kesepakatan serupa dengan Cina yang dijanjikan akan dilakukan empat kali yang harus mulai dijajagi pada beberapa bulan ke depan. "Juga dibahas beberapa hal yang menyangkut urusan pemerintah yaitu proyek-proyek pembangunan dengan ADB,IDB, dan lainnya," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006