Berfokus pada pemilih di negara-negara bagian yang menjadi medan pertarungan utama, yaitu Michigan, Florida, Georgia, dan Virginia, laporan itu menemukan bahwa 87 persen pemilih meyakini bahwa aborsi harus dilindungi secara hukum.
Separuh responden meyakini mereka dapat secara positif mengubah akses aborsi dan kondisi perekonomian melalui pemungutan suara.
Secara keseluruhan, 40 persen responden Gen Z mengatakan mereka percaya suara mereka memiliki kekuatan untuk menciptakan reformasi kepolisian dan 52 persen pemilih meyakini suara mereka memiliki banyak atau sejumlah kekuatan untuk membuat perubahan pada akses aborsi.
Sementara itu, 49 persen percaya suara mereka memiliki kekuatan untuk membuat perubahan pada perekonomian.
Namun demikian, para pemilih muda mengekspresikan pandangan yang sangat negatif tentang keadaan negara saat ini. Mereka merasa "berkecil hati", "tidak ada harapan", "pesimistis", dan "takut" tentang apa yang terjadi di negara tersebut, ungkap The Hill dalam laporan hasil surveinya.
Advancement Project, NAACP, UnidosUs, National Congress of American Indians, dan Asian & Pacific Islander American Health Forum masing-masing melakukan survei di komunitas mereka untuk terhubung langsung dengan calon pemilih, memahami nilai dan prioritas mereka, dan menentukan apa yang diperlukan untuk mendorong para pemilih agar memberikan suara mereka.
Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022