Jakarta (ANTARA) - Lembaga pengawas penyelenggaraan pelayanan publik Ombudsman RI meminta pemerintah untuk menghadirkan data valid terkait kasus gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia.

Anggota Ombudsman RI Robert Na Endi Jaweng di Jakarta, Selasa mengatakan data yang ada saat ini belum tentu data yang akurat karena pemerintah baru melakukan pelacakan ketika kasus tersebut sudah ramai.

"Kami meminta kepada pemerintah untuk menghadirkan data yang valid dan real per bulan, setiap bulan itu berapa sampai dengan kejadian hari ini," ujarnya dalam konferensi pers.

Robert menuturkan apabila data itu tidak akurat, maka pemerintah sudah melakukan maladministrasi data lantaran validitas dan akurasi data itu menjadi pertanyaan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus gangguan ginjal akut tersebut sudah terjadi sejak Januari 2022. Kala itu, jumlah kasus yang tercatat hanya ada dua kasus.

Pada Februari 2022, jumlah kasus yang tercatat justru nihil, Maret ada dua kasus, April nihil kasus, Mei ada lima kasus, Juni ada tiga kasus, Juli ada lima kasus, Agustus ada 36 kasus, September 78 kasus, dan per 21 Oktober 2022 ada 114 kasus.

Robert menuturkan angka kasus rendah pada awal tahun, karena angka-angka itu baru diperoleh bukan bulan ini tapi Agustus atau September 2022. Ketika kejadian sudah memuncak di banyak daerah, pemerintah baru melakukan pelacakan ke belakang pada bulan-bulan mana saja kejadian itu pernah terjadi menimpa anak-anak.

"Per 24 Oktober, kemarin, kasus ini sudah terjadi pada 245 anak-anak yang merupakan pasien, di antaranya 141 kasus berujung pada sesuatu yang mengenaskan meninggal dunia," kata Robert.

"Berapapun angka, nyawa tetaplah nyawa, sesuatu yang sangat berarti dan tidak bisa dikuantifisir hanya memang buat kami tetap penting buat pemerintah untuk meng-clear-kan data-data yang ada," imbuhnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dengan melihat berbagai perkembangan termasuk komparasi kasus yang kurang lebih sama dengan negara-negara yang juga mengalami hal yang sama, maka Indonesia sudah bisa melihat titik terang penyebab yang ada.

Menurut Robert, pemerintah semestinya mengambil langkah-langkah luar biasa untuk menghadapi situasi darurat kesehatan khususnya pada kasus obat sirop yang mengancam gangguan ginjal akut pada anak-anak di bawah usia lima tahun tersebut.

Baca juga: Dokter: Gangguan ginjal akut berdampak jangka panjang di masa tua

Baca juga: Gabungan Perusahaan Farmasi inginkan evaluasi menyeluruh produk obat

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022