Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan arsitektur kesehatan global sangat penting agar dunia siap menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi di masa depan.

"Tidak mungkin dengan cara seperti ini saja kita bekerja, mesti dibuat arsitektur baru," kata Tjandra Yoga Aditama dalam acara bertajuk "Ngobrol Bareng Soal G20 Kesehatan" yang disiarkan via Twitter di Jakarta, Rabu malam.

Baca juga: Jubir G20: Masyarakat dunia perlu mempersiapkan diri hadapi pandemi

Menurut Tjandra, sebelum pandemi COVID-19 pernah terjadi pandemi pada 2009 ketika virus H1N1 atau flu babi merebak di banyak negara.

Ketika pandemi 2009 usai, lalu dibentuk tim asesmen yang menilai kesiapan dunia menghadapi pandemi 2009.

"Saya waktu itu menjadi salah satu anggota tim. Kesimpulan tim bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi 2009," kata Tjandra Yoga Aditama.

Untuk itu, dalam menghadapi tantangan dunia ke depannya, termasuk kemungkinan terjadi pandemi, diperlukan arsitektur baru kesehatan global.

"Itu dasar pemikiran membuat arsitektur baru, karena arsitektur lama, yang sudah ada, tidak berhasil menanggulangi pandemi dua kali berturut-turut," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Baca juga: 2nd HMM finalisasi kesepakatan arsitektur kesehatan global

Baca juga: T20: Green Pharmacy untuk arsitektur kesehatan global


Senada dengan Prof Tjandra, Juru Bicara G20 Indonesia Siti Nadia Tarmizi mengatakan masyarakat dunia perlu mempersiapkan upaya untuk menghadapi kemungkinan pandemi ke depan.

"Masyarakat global tentunya perlu mempersiapkan diri bagaimana menghadapi pandemi ke depan. Kalau kita lihat kan pandemi ini berulang ya, apakah itu 50 tahun, 30 tahun, 10 tahun sekali," kata Siti Nadia Tarmizi.

Ada tiga agenda utama yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi energi, dan digitalisasi.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2022