Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia naik pada awal perdagangan Kamis, di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa bank-bank sentral utama dapat mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, sementara penurunan dolar mengangkat komoditas dan mendorong imbal hasil obligasi pemerintah lebih rendah.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 1,59 persen dan bersiap untuk kenaikan sesi ketiga berturut-turut. Indeks turun sekitar 2,0 persen sejauh bulan ini.

Indeks saham utama Australia S&P/ASX 200 terangkat 0,81 persen, sementara indeks saham acuan Nikkei Jepang dibuka 0,09 persen lebih rendah.

Baca juga: Saham Asia melemah di tengah kegelisahan kenaikan suku bunga agresif

Pasar saham China dibuka 0,1 persen lebih tinggi , dengan Indeks Hang Seng Hong Kong melambung 2,6 persen pada pembukaan.

Saham China telah mengalami minggu yang bergejolak, yang dipimpin oleh aksi jual brutal Senin (24/10/2022) karena investor global membuang aset-aset China, khawatir bahwa tim kepemimpinan baru Presiden Xi Jinping akan menempatkan ideologi di atas ekonomi.

Tetapi ekspektasi yang meningkat di antara investor bahwa Federal Reserve bersama dengan bank sentral utama lainnya dapat menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga agresif mereka, telah membantu menenangkan kegelisahan investor dan menumpulkan reli dolar.

"Imbal hasil umumnya lebih rendah secara global karena kenaikan sebelumnya dalam ekspektasi pengetatan bank-bank sentral dipangkas sedikit lebih jauh," kata Taylor Nugent, ekonom pasar di National Australia Bank (OTC:NABZY) di Sydney.

Baca juga: IHSG ditutup melemah tipis di tengah kenaikan bursa saham Asia

Nugent juga mencatat bank sentral Kanada (BoC) pada Rabu (26/10/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan sebesar 50 poin persentase, dan mengatakan itu mengipasi ekspektasi bahwa Fed akan memulai pergeseran ke kenaikan suku bunga berukuran serupa pada Desember.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun, dibantu oleh dolar yang lebih lemah dan ekspektasi The Fed menjadi kurang hawkish.

Sementara itu, laporan keuangan dari perusahaan induk Facebook Meta Platforms Inc pada Rabu (26/10/2022) dan Samsung Electronics Co Ltd memicu kekhawatiran penurunan setelah beberapa bank terbesar Eropa juga memperingatkan meningkatnya risiko karena ekonomi melemah.

Di pasar mata uang, euro didorong di atas satu dolar untuk pertama kalinya dalam lima minggu, memuncak pada 1,00935 dolar, karena investor menunggu keputusan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB), dengan pasar memperkirakan untuk memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin.

Sterling diperdagangkan pada 1,1624 dolar, turun 0,03 persen setelah keluar dari tertinggi sesi 1,1645 dolar. Yen menguat 0,18 persen terhadap greenback di 146,09 per dolar.

Baca juga: Dolar AS tergelincir tertekan maraknya sentimen Fed kurang agresif

Penurunan dolar juga telah membantu mendorong harga emas lebih tinggi, dengan emas spot mencapai level tertinggi dua minggu pada Kamis. Harga minyak terus naik di awal perdagangan Asia pada Kamis setelah melonjak lebih dari 3,0 persen di sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka Brent naik 25 sen, atau 0,3%, menjadi $95,94 per barel pada 0015 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 19 sen, atau 0,2%, menjadi $88,10.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2022