Jakarta (ANTARA News) - Pemprov DKI Jakarta berencana akan memasukkan komponen kemampuan pencegahan demam berdarahdengue (DBD) sebagai salah satu penilaian kinerja Lurah di wilayah tersebut. "Saya akan menawarkan untuk memasukkan konsep bahwa kemampuan pencegahan itu dapat dinilai sebagai prestasi lurah," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Rabu. Ia menambahkan nantinya dalam laporan akuntabilitas untuk kepala daerah dalam hal ini kinerja lurah, akan dimasukkan dua komponen yaitu kemampuan mengurangi kemiskinan dan penanggulangan korban demam berdarah di daerahnya. Dalam kesempatan itu Fauzi juga menyatakan saat ini para lurah dan camat harus mempunyai indikator yang jelas untuk melaporkan kemajuan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang sudah sejak lama dicanangkan oleh Pemprov DKI Jakarta. "Harus ada indikator yang jelas, gerakan ini dalam satu bulan kemajuannya seperti apa. Jadi jangan cuma kumpul-kumpul saja setiap hari Jumat," tegasnya. Dia juga menyatakan bahwa harus dibuat metode sistematis dalam pelaksanaan PSN di Jakarta, "Sekali lagi harus ada metodenya, jangan cuma setiap Jumat kumpul harus ada gerakan yang jelas. Maksudnya pekan ini daerah mana saja, pekan depan daerah lainnya, itu harus diatur," ujar Fauzi. Sementara itu mengenai upaya pengasapan (fogging-red), Fauzi menambahkan sebetulnya upaya yang tepat untuk pemberantasan demam berdarah di Jakarta adalah melalui pola PSN. "Yang benar itu harus dibasmi jentiknya. Kalau Fogging kan hanya nyamuk dewasa saja, oleh karena itu metode yang tepat adalah PSN," tuturnya. Fauzi menambahkan ia akan menekankan pada setiap lurah bahwa pemberantasan yang tepat untuk wabah DBD adalah dengan menggunakan pendekatan PSN. Selain itu ia juga agar peran juru pengamat jentik (Jumantik) lebih dioptimalkan di masing-masing Kelurahan. "Jumatik harus lebih diaktifkan, harus ada lebih banyak jumantik. Bila di daerah itu tidak ada jumantik maka yang harus bertanggungjawab adalah kepala wilayahnya," tegas Fauzi Bowo.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006