Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta membina kantin sekolah untuk mencegah kontaminasi bahan berbahaya pada pangan baik cemaran fisik, biologis dan kimia.

"Kami melalui puskesmas baik di kecamatan dan kelurahan dari tenaga sanitasi lingkungan aktif melakukan pembinaan kantin sehat," kata Sanitarian Ahli Dinkes DKI Choirul Rozi dalam diskusi terkait kantin sekolah sehat di Jakarta, Kamis.

Selain dari tim sanitasi lingkungan, tim gizi dari puskesmas juga ikut membina kantin sekolah.

Ia meminta pihak sekolah ikut memberikan perhatian kepada pengelola kantin khususnya menyangkut kebersihan lingkungan.

Rozi mengungkapkan cemaran fisik yang berpotensi terjadi dalam penyediaan produk di kantin sekolah di antaranya kontaminasi isi staples, rambut, hingga ditemukan serangga.

Baca juga: Sudin Pendidikan Jakbar pastikan seluruh sekolah terapkan kantin sehat

Untuk itu, ia meminta agar pengelola kantin wajib menggunakan penutup kepala, masker dan memperhatikan tata letak kantin agar tidak berdekatan dengan tempat penampungan sampah atau dekat toilet.

Selanjutnya, lanjut dia, cemaran biologis mencakup kualitas air agar diperiksa berkala termasuk menjaga kebersihan tempat air atau dispenser air.

Terakhir, lanjut dia, cemaran kimia yang berpotensi ditemukan di produk pangan di antaranya tercemar formalin, boraks hingga rhodamin B.

Untuk itu, ia mengharapkan pihak sekolah mengajak para siswa ikut terlibat dalam mendukung pangan sehat di kantin sekolah.

Tujuannya, kata dia, agar sejak dini para pelajar itu memahami kebersihan dan keamanan pangan.

Baca juga: Badan POM dorong sekolah miliki kantin sehat

"Seperti dokter kecil, jumantik cilik, duta keamanan pangan, sekolah berkolaborasi menciptakan kantin sehat, diajarkan periksa sampel pangan sederhana contohnya kandungan boraks di bakso, menggunakan kunyit dan tusuk gigi," ucapnya.

Di sisi lain, ia mengharapkan agar perencanaan pembangunan sekolah atau fasilitas pendidikan juga memperhatikan lokasi kantin agar tidak berdekatan dengan tempat penampungan sampah atau toilet.

Alasannya, kata dia, desain kantin masih belum banyak masuk dalam perencanaan pembangunan sekolah.

"Saat merancang gedung sekolah beberapa rancangan tidak mencantumkan area kantin, sehingga kantin baru diadakan ketika bangunan sekolah sudah beroperasi dan akibatnya penempatan kantin tidak sesuai rancangan awal," katanya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2022