Malang (ANTARA News) - Ribuan petani dari Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu) Rabu menyerbu gudang Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Meski gagal membongkar paksa gudang pupuk dan sempat adu mulut serta bentrok dengan petugas pengawas gudang, para petani akhirnya berhasil menghentikan dan menurunkan pupuk Pusri dari truk-truk pengangkut di sejumlah jalan jalur distribusi. Kemarahan petani yang melakukan aksi paksa bersama Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) tersebut, menyusul kelangkaan pupuk yang terjadi berlarut-larut, dan kalaupun ada harganya jauh melebihi HET (harga eceran tertinggi). Para petani yang datang ke gudang Pusri dalam kondisi "panas" itu, bertambah jengkel ketika mengetahui di gudang tersebut ternyata stok pupuk masih menumpuk, tetapi tidak juga didistribusikan. "Selama ini petani sudah cukup menderita dengan kondisi yang tidak menentu, apalagi sekarang ditambah kelangkaan pupuk. Celakanya pada awal-awalnya kami percaya kalau dikatakan stok terbatas, namun ternyata di gudang masih menumpuk," kata salah seorang perwakilan petani, Faisol. Ia mengatakan, kelangkaan pupuk di wilayah Malang Raya terjadi sejak empat bulan lalu, bahkan beberapa distributor termasuk KUD dan pengecer, mengaku mendapatkan pasokan sangat terbatas, sehingga petani banyak yang memilih pasrah dengan menggunakan pupuk cair atau kompos, bahkan ada yang membiarkan tanamannya tanpa dipupuk. Dicontohkan tanaman tebu yang membutuhkan pupuk sekitar 1,4 ton per hektar dan tanaman padi sebanyak 5 kuintal per hektar, juga tidak bisa dipenuhi akibat keterbatasan pupuk di tingkat pengecer maupun KUD. Menanggapi aksi para petani tersebut, Kepala Distributor Pusat Pupuk Kaltim, Supriadi mengatakan, pihaknya akan menutup sementara gudang Pusri di Pakisaji, sambil menunggu kebijakan yang lebih konkrit dari pimpinan pusat. Sementara itu salah seorang pengurus distributor pupuk, CV 178 di Kecamatan Turen, Kamik Suwarno mengaku, keterbatasan pasokan pupuk tersebut berlaku untuk semua jenis pupuk, karena ada pembatasan pembelian dari gudang. Untuk satu distributor, katanya, jika kebutuhan pupuk yang disalurkan kepada petani sebanyak 110 ton, maka pihak gudang Pusri hanya memberikan 25 ton saja, sehingga kekurangannya sangat banyak, hingga mengakibatkan kelangkaan. Sebelum melakukan aksi mendatangi gudang Pusri, para petani menghadang distribusi pupuk di beberapa daerah seperti di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Setidaknya satu truk bermuatan pupuk yang akan dikirim ke CV.175, dihentikan dan mereka menurunkan dengan paksa kiriman pupuk tersebut. Aksi penghentian truk dan penurunan pupuk secara paksa itu terjadi di beberapa jalan yang menjadi jalur distribusi, namun belum diperoleh laporan terjadinya tindak penganiayaan atau penangkapan oleh polisi.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006