Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Novrizal Tahar mengatakan bahwa pendekatan dan strategi pengelolaan sampah harus terintegrasi dari hulu ke hilir.

"Memang strategi dan pendekatan kita dalam pengelolaan sampah itu harus terintegrasi dari hulu ke hilir," kata Novrizal dalam webinar  Pengelolaan Sampah Plastik dalam Upaya Pengendalian Perubahan Iklim yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan saat ini Indonesia memiliki regulasi yang sangat lengkap untuk pengelolaan sampah, misalnya regulasi perluasan tanggung jawab produsen atau extended producer responsibility (EPR) yang mengharuskan produsen menurunkan sampah yang berasal dari produk atau kemasan yang dibuat.

"Hal itu kita dorong dalam bentuk roadmap sampai 2030, minimal 30 persen," ujar Novrizal.

Ia juga mengatakan pemerintah pun sangat mendorong gerakan-gerakan dan partisipasi publik yang masif serta meningkatkan kapasitas pemerintah daerah.

Regulasi lainnya, kata Novrizal, adalah Less Landfill Policy untuk mengurangi tempat pembuangan akhir (TPA) yang dioperasikan secara terbuka (open dumping).

Baca juga: KLHK: Pengelolaan sampah masih jadi tantangan besar

Baca juga: KLHK: Partisipasi publik modal kuat selesaikan persoalan sampah


"Jadi TPA-TPA ke depan itu tentu akan kita kurangi secara masif dan gradual. Karena bagaimanapun, ini salah satu sumber emisi gas rumah kaca. Jadi dalam waktu dekat misalnya sampai 2030, semua TPA kita targetkan dioperasikan secara sanitary landfill dan gas metannya ditangkap," katanya.

"Kemudian pada tahun 2035 kalau bisa sudah tidak ada TPA baru. Jadi memang TPA ini hanya untuk residu saja kalau bisa," imbuhnya.

Strategi berikutnya, kata dia, adalah dengan mendorong perubahan perilaku masyarakat agar menerapkan gaya hidup minim sampah di antaranya dengan mencegah penggunaan plastik atau barang-barang sekali pakai, menghabiskan makanan, hingga membuat kompos dari sisa makanan di rumah.

"Kita harapkan gaya hidup minim sampah menjadi masif dan menjadi karakter bangsa kita," ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa strategi lainnya adalah mendorong peningkatan daur ulang baik dari sampah kertas, plastik, logam, karet, kaca, maupun tekstil.

Sedangkan strategi terakhir, kata dia, adalah industrialisasi pengelolaan sampah di mana sampah dapat diolah menjadi pupuk, listrik, energi, material dan biogas.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki target untuk menurunkan lebih dari 70 persen sampah plastik di laut dan 100 persen pengelolaan sampah secara baik dan benar pada tahun 2030, serta emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat.

Baca juga: KLHK: Target SGDs harus diwujudkan demi lingkungan dan peradaban

Baca juga: KLHK perbanyak lokasi ProKlim teregistrasi ke Sistem Registri Nasional

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022