Jakarta (ANTARA) - Forum Zakat (FOZ) menggelar rapat tingkat tinggi CEO OPZ Forum 2022 sebagai wadah tukar pikiran Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) anggota FOZ, yang salah satu poin bahasannya adalah memperbanyak program berorientasi pengentasan orang miskin.

"Kami terus memperbanyak program nyata pemberdayaan masyarakat yang berbasis dana zakat yang berorientasi pada pengentasan orang miskin. Program ini kami selaraskan dengan indikator SDGs dan RPJMN," ujar Ketua Umum FOZ Bambang Suherman di Jakarta, Rabu.

Bambang mengatakan program pengentasan masyarakat miskin menjadi prioritas karena berkaca pada situasi pascapandemi. Menurutnya, Indonesia masih menghadapi isu kemiskinan ekstrem yaitu kondisi di mana pendapatan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Forum Zakat perkuat kolaborasi pemberdayaan masyarakat

Garis kemiskinan ekstrem setara dengan USD1.9 pada PPP (Purchasing Power Parity) 2011 dengan target capaian pada angka 0 persen pada tahun 2024.

"Belum lagi ancaman resesi global pada tahun 2023. Resesi ekonomi bisa memicu kebangkrutan ekonomi yang ditandai dengan lemahnya daya beli akibat kesulitan finansial," kata dia.

Ia mengatakan sejumlah dampak resesi yang berisiko dialami masyarakat di antaranya kenaikan harga kebutuhan sehari-hari termasuk makanan, pemutusan kerja, kenaikan harga pasokan energi, dan naiknya angka kemiskinan.

Oleh karena itu, kata dia, menjadi tantangan baru bagi setiap negara untuk menjaga angka kemiskinan dari peningkatan jika terjadi resesi global tahun 2023.

Baca juga: Forum Zakat: Kemiskinan jadi isu filantropi di Indonesia tumbuh

"Dalam meluaskan manfaat program dan penerima manfaat OPZ di Indonesia di tengah tantangan kemiskinan ekstrem yang diperparah dengan resesi, Forum Zakat melakukan transformasi digital untuk mengintegrasi data, memudahkan pembayaran ZIS, dan mempercepat proses layanan OPZ melalui digitalisasi," kata Bambang.

Selain peningkatan tata kelola, kata dia, penguatan distribusi program yang berdampak dan transformasi digital menjadi upaya untuk mempercepat proses layanan OPZ. Berdasarkan survei terdapat enam tantangan transformasi digital.

Tantangan tersebut antara lain, kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), isu kebijakan dan regulasi, isu keamanan dan perlindungan privasi, isu infrastruktur teknologi informasi (TI), integrasi sistem dan layanan, serta resistensi organisasi.

Baca juga: Kemenko Perekonomian-FOZ kolaborasi pulihkan ekonomi usai pandemi

"Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, perlu disusun strategi dan solusi bersama dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan zakat melalui perwujudan transformasi digital dalam gerakan zakat," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2022