Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengungkapkan permintaan komoditas ekspor Indonesia terutama minyak sawit mentah (CPO) dari negara tujuan ekspor tradisional tetap kuat karena kebutuhan di negara-negara itu tetap tinggi.

"Orang tetap perlu mengonsumsi minyak goreng terutama dari negara seperti China dan India," papar Mari Pangestu di Jakarta, Senin.

Menurut Mendag, meski kinerja ekspor sedikit menurun karena melambatnya pertumbuhan ekonomi namun ada harapan permintaan eskpor akan naik akibat turunnya harga komoditas.

"Harga turun namun sebenarnya konsumsi juga bisa naik," ujarnya.

Harga CPO yang sempat menembus 1.200 dolar AS per ton pertengahan 2008 anjlok hingga 350 dolar AS per ton pada kuartal empat tahun 2008.  Namun, Mendag mengaku belum bisa memprediksi penurunan pertumbuhan ekspor yang terjadi tahun ini.

Untuk mengantisipasi melemahnya pasar ekspor, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang merangsang konsumsi CPO di dalam negeri melalui kewajiban mencampur bahan bakar nabati dalam negeri dengan CPO.

Selain itu, pemerintah juga akan mencari pasar ekspor yang baru untuk menahan melambatnya pertumbuhan ekspor akibat melemahnya perekonomian dunia setelah meluasnya krisis keuangan global.

"Menurut pengusaha, Rusia dan negara-negara Timur Tengah merupakan pasar potensial. Jadi, tahun ini kita akan melakukan misi dagang yang intensif ke dua wilayah itu terutama untuk CPO dan beberapa produk lain," ungkapnya.  (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009