Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY saat ini masih memiliki persediaan dana untuk penanggulangan bencana alam senilai Rp1,2 miliar. "Dana itu masih dalam bentuk deposito, dan jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dicairkan," kata Sultan kepada wartawan usai menghadiri peringatan Hari Kartini di Kepatihan Yogyakarta, Jumat. Menurut dia, bila dana senilai itu dirasakan masih kurang, dan bisa ditambah dari dana tak tersangka. "Jadi, masalah dana tidak usah khawatir, kalau nanti kurang tinggal dicarikan tambahan," ujarnya. Ketika ditanya pers mengenai persiapan evakuasi penduduk berkaitan dengan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi, ia mengatakan, saat ini masih dilakukan sosialiasi kepada masyarakat mengenai wilayah bahaya. "Kemudian dilanjutkan dengan evakuasi warga di lereng Gunung Merapi yang tinggal dalam radius di bawah lima kilometer dari puncak Merapi. Mereka diperkirakan akan memasuki barak-barak pengungsian mulai hari Minggu, 23 April 2006," katanya. Ia mengemukakan pula, "Barak pengungsian sudah ada, dan ini merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk menyiapkannya. Tempatnya sudah ada, tinggal memperbaiki saja. Barak-barak pengungsian itu tengah dibersihkan dan diperbaiki." Selain itu, menurut Sultan, penduduk, terutama warga lanjut usia dan anak-anak, dalam proses evakuasi nantinya segera dibawa turun ke tempat pengungsian yang lebih aman. Selain itu, ternak juga diungsikan terlebih dulu. "Sementara yang laki-laki pada siang hari masih bisa mencari rumput atau beraktivitas di ladang, asalkan tetap meningkatkan kewaspadaan. Pada malam hari mereka bisa berkumpul dengan keluarga di barak-barak pengungsian yang sudah disediakan di tempat lebih aman," katanya. Menurut dia, peningkatan status Gunung Merapi menjadi dari "Siaga" menjadi "Awas" menjadi hak Direktorat Vulkanologi. "Sekarang aktivitas magma terlihat terus meningkat, tetapi kita tidak tahu klimaksnya sampai kapan. Jadi ketimbang terlambat, lebih baik seluruh warga yang bermukim di daerah bahaya tetap waspada," demikian Sultan Hamengku Buwono X. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006