Yogyakarta (ANTARA News) - Volume kubah lava (timbunan material vulkanik) di puncak Gunung Merapi saat ini seluruhnya sekitar 10 juta meter kubik, dan volume sebanyak itu tentu beresiko tinggi apabila longsor karena letusan. Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Drs Subandriyo ketika dihubungi ANTARA News, Sabtu mengatakan, kubah lava sebanyak itu kini kondisinya stabil, namun jika terjadi letusan, tidak menutup kemungkinan akan longsor dan ini sangat membahayakan penduduk yang masih berada di kawasan kaki gunung itu. Sementara itu, BPPTK Yogyakarta mencatat data kegempaan pada Sabtu (22/4) dari pukul 00.00 - 06.00 WIB gempa vulkanik dangkal (VTB) satu kali, multiphase (MP) atau gempa permukaan 24 kali serta guguran dua kali. Sebelumnya dari tanggal 21 April hingga 22 April pukul 00.00 WIB tercatat VTB 18 kali, MP 162 kali dan guguran 13 kali. "Secara kuantitatif kegempaan, masih menunjukkan jumlah yang tinggi," ujar Dewi Sri, Staf Ahli Geologi BPPTK Yogyakarta. Ia juga menyebutkan status "siaga" aktivitas Merapi sudah lebih dari sepekan ini, yang antara lain ditandai dengan kegempaan yang terus meningkat. Heru petugas di Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ketika dihubungi mengatakan, guguran lava pijar di puncak gunung itu masih belum tampak, sementara hujan sempat mengguyur kawasan puncak, tetapi tidak berlangsung lama. Merapi setinggi 2.965 mdpl yang terletak di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut termasuk gunung api paling aktif di dunia, dengan aktivitas vulkaniknya hampir sepanjang tahun. Bencana besar gunung ini terakhir terjadi pada 22 November 1994 yang menewaskan 66 orang akibat terjangan awan panas dan material vulkanik lainnya. Korban tewas sebagian besar warga Dusun Turgo dan Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY yang berada di kawasan selatan kaki Merapi yang hanya berjarak sekitar enam kilometer dari puncak gunung itu. Sedangkan korban luka bakar akibat bencana tersebut jumlahnya belasan orang.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006