Yogyakarta (ANTARA News) - Perintah Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X agar mengevakuasi sekitar 4.000 warga yang bermukim di desa rawan bahaya letusan Gunung Merapi, hingga Sabtu siang belum dapat dilaksanakan. Namun, barak pengungsian telah disiapkan sejak beberapa hari lalu, kata Kepala Bidang Humas Badan Informasi Daerah (BID) DIY Alex Samsuri SH mengutip hasil rapat jajaran Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam Provinsi DIY, Sabtu. Ia mengatakan, dalam rapat itu seluruh jajaran Satkorlak DIY menginginkan agar pelaksanaan evakuasi warga dilakukan secepat mungkin, apalagi Gubenur DIY sudah memerintahkan evakuasi penduduk maupun ternak milik mereka. "Evakuasi terutama warga yang bermukim di desa paling dekat dengan Merapi, misalnya Cangkringan, tinggal menunggu ketegasan Bupati Sleman untuk memerintahkan evakuasi penduduk," ujar dia. Perihal imbauan Sultan HB X agar ternak milik warga juga diungsikan, Alex Samsuri mengatakan evakuasi ternak memang rencananya akan dilakukan, tetapi lokasi untuk menampung hewan ternak itu sampai sekarang belum ditentukan. Diperkirakan jumlah hewan ternak besar yang akan diungsikan mencapai sekitar 3.000 ekor. Dengan jumlah ternak sebanyak itu, diperkirakan pihak Satkorlak akan kesulitan untuk menempatkannya, dan juga kerepotan untuk memenuhi kebutuhan pakannya, yang diperkirakan mencapai 120 ton per hari, katanya. Ia mengatakan, sampai saat ini dilaporkan masih banyak warga desa di wilayah rawan bahaya letusan Gunung Merapi yang masih mencari rumput di hutan sekitar lereng gunung tersebut. Karena itu, antisipasinya adalah tetap melarang warga setempat `merumput` di kawasan bahaya letusan Merapi, dan memberikan solusi yakni memberi bantuan pakan ternak kepada mereka, ujarnya. Menurut dia, skenario antisipasi terhadap kemungkinan Gunung Merapi meletus tetap dilanjutkan, baik terjadi atau tidak terjadi. Untuk itu, Satkorlak sudah merencanakan mendirikan 19 posko, barak pengungsian dan arah arus lalulintas kendaraan yang mengangkut pengungsi, sehingga nantinya ada dalam satu komando. Dalam rapat tersebut ditetapkan pula protap (prosedur tetap) ketugasan anggota jajaran Satkorlak DIY dalam penanggulangan bencana letusan Gunung Merapi, agar setiap jajaran mengerti tugas dan fungsi masing-masing dengan jelas, katanya. Juga dilaporkan dalam rapat itu bahwa Dinas Sosial DIY sudah menyiapkan bantuan logistik untuk pengungsi. Namun, apabila belum ada pengungsian, Dinas Sosial belum bisa mengeluarkan logistik itu, karena memang protapnya seperti itu. "Jadi, kalau sudah ada kegiatan pengungsian, Dinas Sosial akan segera mengaktifkan dapur umum lapangan, mendistribusikan selimut, makanan maupun tenda," sambungnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006